Sesama Negara Demokratis-Muslim Terbesar, Hubungan Indonesia-Pakistan Terjalin Lebih dari 73 Tahun

14-07-2023 / KOMISI I
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid bertukar cinderamata dengan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pakistan di Ruang Dubes, Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Jumat (14/3/2023). Foto : Tari/Man

 

Komisi I DPR RI mengungkapkan bahwa Indonesia dengan Pakistan sudah punya hubungan yang panjang lebih dari 73 tahun, khususnya sebagai sesama negara demokrasi dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Indonesia dengan Pakistan pun menurutnya punya banyak kesamaan nilai.

 

“Termasuk bagaimana mengedepankan demokrasi yang juga menghargai nilai-nilai agama masing-masing agama,” ungkap Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid ketika ditemui tim Parlementaria selepas courtesy call dengan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pakistan di Ruang Dubes, Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Jumat (14/3/2023).

 

Hal lain yang dibahas dalam courtesy call ini adalah adalah terkait kerja sama maritim. Sebagai sesama negara maritim, Komisi I akui banyak kerja sama yang dapat ditingkatkan antarkedua negara.

 

“Kemudian kerja sama pertahanan karena Komisi I juga membawahi bidang pertahanan. Tapi, yang juga utama adalah karena tadi bertemu dalam kerangka parlemen, bagaimana meningkatkan pertukaran antar parlemen (agar) lebih banyak lagi. Jadi supaya friendship group antara parlemen Indonesia dengan parlemen Pakistan ini bisa aktif,” terang Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

 

Lebih lanjut dirinya mengungkapkan kepada Indonesia sebagai Ketua ASEAN ini, agar negara tersebut dapat dijadikan sebagai partner full dialog di ASEAN. “Jadi itu permintaan dari Pakistan. Saya rasa tidak ada salahnya dipenuhi karena memang sudah 30 tahun mereka menjadi observer di ASEAN,” imbuhnya.

 

Pakistan, sebelumnya, juga telah menjadi negara Mitra Wicara ASEAN dalam ASEAN Regional Forum (ARF). ARF merupakan suatu wadah bagi dialog dan konsultasi mengenai hal-hal yang terkait dengan politik dan keamanan di kawasan, serta untuk membahas dan menyamakan pandangan antara negara-negara peserta ARF untuk memperkecil ancaman terhadap stabilitas dan keamanan kawasan.

 

Peserta ARF berjumlah 27 negara yang terdiri atas seluruh negara anggota ASEAN (Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina), 10 negara Mitra Wicara ASEAN (Amerika Serikat, Kanada, China, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Selandia Baru, dan Uni Eropa) serta beberapa negara di kawasan yaitu: Papua Nugini, Mongolia, Korea Utara, Pakistan, Timor-Leste, Bangladesh dan Sri Lanka. (hal,del,iru/rdn)

BERITA TERKAIT
Indonesia Masuk BRICS, Budi Djiwandono: Wujud Sejati Politik Bebas Aktif
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Budisatrio Djiwandono menyambut baik masuknya Indonesia sebagai anggota BRICS. Budi juga...
Habib Idrus: Indonesia dan BRICS, Peluang Strategis untuk Posisi Global yang Lebih Kuat
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keanggotaan penuh Indonesia dalam aliansi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi isu strategis yang...
Amelia Anggraini Dorong Evaluasi Penggunaan Senjata Api oleh Anggota TNI
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini mendorong evaluasi menyeluruh penggunaan senjata api (senpi) di lingkungan TNI....
Oleh Soleh Apresiasi Gerak Cepat Danpuspolmal Soal Penetapan Tersangka Pembunuhan Bos Rental
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Tiga anggotaTNI Angkatan Laut (AL) diduga terlibat dalampenembakan bos rental mobil berinisial IAR di Rest Area KM...