DPR Harap Revolusi Mental Jangan Hanya Sekedar Jargon

04-05-2016 / PIMPINAN

Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengharapkan konsep revolusi mental yang diusung Pemerintahan Jokowi tidak hanya sebagai jargon politik semata, melainkan mampu menghasilkan output yang jelas dan terukur.

 

Demikian diungkapkan politisi Gerindra ini saat menjadi salah satu keynote speaker dalam Creative Cultural Forum (CCF) Sastra UI yang bertemakan “Revolusi Mental”: Sebuah Cara Memperbaiki Mentalitas Kebangsaan.

 

“Apa yang menjadi niat baik dalam revolusi mental terutama untuk perubahan karakter bangsa wajib kita dukung, tetapi konsepnya kan harus jelas. Kalau konsep saja tidak jelas, nanti program tidak jelas, implementasi apalagi,” tegas Fadli saat berbicara di depan forum CCF di Universitas Indonesia, Depok, Senin, (02/05/2016).

 

Lebih lanjut Fadli menjelaskan, bahwa ide revolusi mental yang diusung Pemerintahan Jokowi seharusnya dibenahi terlebih dahulu dari segi konsep, kemudian menentukan target dari revolusi mental sehingga tidak hanya menjadi sekedar jargon politik. “Revolusi ini mengarah pada perubahan karakter bangsa, jadi harus dibenahi konsepnya, apasih maunya revolusi mental itu,” jelasnya.

 

Selain itu, alumni Sastra Rusia Universitas Indonesia ini, memberikan beberapa catatan penting dengan mengambil perbandingan konsep Revolusi Mental ala Korea Selatan atau yang dikenal dengan Saemaul Undong. Saemaul Undong merupakan suatu gerakan perubahan dan reformasi pedesaan untuk menuju kehidupan yang lebih baik.

 

Dijelaskannya, terdapat tiga spirit yang terkandung di dalam Saemaul Undong diantaranya kedisiplinan, kemandirian dan kerja sama yang diimplementasikan dengan baik hingga kini. “Semestinya orientasi kebijakan pemerintah memberi warna berbeda dari praktik yang sudah dijalankan sebelumnya. Namun faktanya, operasionalisasi ide revolusi mental menghadapi hambatan yang sangat fundamental, yakni krisis figur di tataran elit negara,” papar Fadli.

 

Menurut politisi dapil Jawa Barat V ini, persoalan yang tengah dihadapi bangsa ini justru berkaitan dengan struktural matrealistis yang memerlukan perubahan dari tatanan tertinggi atau revolution from above. “Saya bukan seorang pesimis dan kita selalu mendukung niat baik, tetapi niat baik itu juga harus didukung oleh satu konsep yang jelas serta output yang terukur,” ungkapnya. (ann) foto hamdis.

BERITA TERKAIT
Tangki Kilang Cilacap Terbakar, Puan Maharani: Segera Audit Sistem Pengamanan Kilang Pertamina
15-11-2021 / PIMPINAN
Prihatin dengan insiden terbakarnya tangka kilang di Cilacap pada Minggu (14/11/2021) lalu, Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani meminta...
Tutup Piala KBPP Polri, Puan Harap Lahir Bibit Atlet Pesepak Bola
14-11-2021 / PIMPINAN
Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani menutup turnamen sepakbola Piala Keluarga Besar Putra Putri (KBPP) Polri usia dini yang...
Rachmat Gobel: Pemda Harus Cari Solusi Atasi Banjir Gorontalo
13-11-2021 / PIMPINAN
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel meminta Pemerintah Daerah Gorontalo harus cepat turun tangan menyelesaikan masalah banjir yang terjadi di...
Panen Padi di Banyuwangi, Puan Dorong Pertanian Dijadikan Agrowisata
12-11-2021 / PIMPINAN
Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani melanjutkan rangkaian kunjungan kerja ke Banyuwangi, Jawa Timur dengan turut serta memanen padi...