Terkait Ambalat, Legislator Soroti Pertahanan dan Diplomasi
Anggota Komisi I DPR RI Alimin Abdullah menyatakan keprihatinan atas insiden pelanggaran batas wilayah yang dilakukan Malaysia berulang kali di Perairan Ambalat, Provinsi Kaltim. Baginya pelanggaran batas wilayah merupakan ujian bagi kewibawaan negara, sekaligus tantangan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan.
“Negara ini harus kuat baru dianggap orang, maka persenjataan kita harus diperkuat, perlu jadi prioritas. Jangan beli senjata bekas orang, pesawat bekas, kapal perang bekas. Kita yang menentukan kita mau dihargai atau tidak,” katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (23/6/15).
Wakil rakyat dari dapil Lampung II ini juga mengkritisi peran diplomasi Kemenlu yang belum optimal. Kondisi ini menurutnya juga berpengaruh, sehingga tujuh nota protes terkait pelanggaran batas wilayah tidak ditanggapi Malaysia.
“Saya sudah menyampaikan hal ini dalam rapat kerja dengan Menteri Luar Negeri beberapa waktu. Kita di dewan kalau mau menyalahkan Kemenlu juga sulit karena anggaran mereka juga terbatas, duit untuk para diplomat telah melulu, bagaimana mau lobi,” tutur dia.
Lebih jauh menurut politisi Fraksi PAN ini upaya membangun wibawa bangsa ini harus dilakukan semua pihak termasuk media. Koreksi ke dalam perlu dilakukan tetapi jangan sampai mengumbar kejelekan bangsa sendiri sehingga bisa dilihat bangsa lain sebagai kelemahan.
Sebelumnya Panglima TNI menyebut sampai bulan Mei 2015 perlengkapan radar berhasil mendeteksi keberadaan pesawat tempur Malaysia sebanyak sembilan kali di perairan Ambalat. Kementerian Luar Negeri juga sudah melayangkan nota protes sampai tujuh kali, namun sejauh ini belum ada sikap resmi dari Pemerintah Malaysia. (iky)/foto:andri/parle/iw.