Implementasi Resolusi APA Butuh kesepahaman Bersama

10-12-2009 / B.K.S.A.P.

Implementasi dari Resolusi sidang APA dan deklarasi selama 4 tahun terakhir ini membutuhkan adanya kesepahaman pandangan visi dari berbagai negara di Asia. 


 Demikian penjelasan Vice Speaker Iran Mohammad Hasan saat mengadakan jumpa pers dengan Wartawan seusai Sidang Pleno APA di Bandung, Kamis, (10/12).


 Mohammad menjelaskan, penerapan resolusi juga terkait dengan kapasitas resolusi dalam membawa perubahan bagi Negara-negara di Asia. "Misalnya saja terkait integrated energy market, seluruh parlemen telah melakukan pembicaraan di dalam sub komisi energi di Teheran, Istanbul dan Moskow,"katanya.


 Karena hal itu menyangkut kepentingan bersama dan langkah besar bagi Asia, lanjut Mohammad, perlu adanya waktu pendalaman terhadap hasil resolusi tersebut. "Kita akan meneruskan usaha lebih maksimal karena dengan bantuan parlemen maka resolusi pasar energi yang terintegrasi sesama Asia dapat terwujud dengan lebih terarah,"paparnya.


 Menurut dia, kita akan terus mewujudkan adanya kesepakatan bersama untuk kepentingan negara anggota APA. "seperti misalnya, resolusi tentang terorisme, hal tersebut terkait dalam tataran politis dimana membutuhkan proses pemahaman yang lama mengenai definisi terorisme tersebut,"tandasnya.


 Dia menambahkan, implementasi dapat tercapai apabila adanya kesamaan pandangan dan mengarahkan kebijakan kepada satu tujuan bersama. "misalnya masalah resolusi kemiskinan, parlemen bersama dengan pemerintah harus menyiapkan infrartukturnya guna mengurangi angka kemiskinan,"katanya.


 menyinggung resolusi Palestina, Iran menilai Palestina harus mendapatkan kebebasan demokrasi melalui Pemilu di negaranya. "Selain itu rakyat palestina yang berada di pengungsian segera dikembalikan kenegaranya dan orang asing tidak diperbolehkan mengikuti pemilu Palestina,'jelasnya.


 Dia menegaskan, Iran mengutuk tindakan Israel menyerang umat islam dan khusus Negara-negara Asia jangan melakukan tindakan penzaliman terhadap negara-negara kecil di dunia.


 "Negara hegemoni tersebut memiliki standar ganda dalam kebijakan politiknya. "Israel itu memiliki persenjataan 200 hulu ledak nuklir dan dunia barat tutup mata terhadap persoalan tersebut,"paparnya.


 Seperti kita ketahui,lanjut Mohammad, para negara hegemoni mendukung serangan terhadap Israel ke Jalur Gaza selama 23 hari. namun disaat tersebut, serangan Palestina dianggap pelanggaran keras.(si/nt/tt)

 

BERITA TERKAIT
DPR Bahas Hubungan Bilateral dan Peran RI di BRICS Plus dengan Rusia
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich...
BKSAP Bahas Kerja Sama Energi Terbarukan dan Pendidikan dengan Singapura
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menyambut baik kedatangan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok...
Ravindra Hartarto Jelaskan Potensi Kerja Sama GKSB dengan 102 Negara
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Ravindra Hartarto, meyakini bahwa Indonesia dapat mempelajari...
Keberhasilan GKSB Bergantung pada Dukungan Diplomatik
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa pembentukan Grup Kerja Sama...