Empat Dubes Tangguh Bicara di Komisi I

02-09-2015 / KOMISI I

Anggota Komisi I DPR RI Djoko Udjianto, mengapresiasi kinerja para Duta Besar (Dubes) Indonesia yang berada di wilayah konflik di kawasan Timur Tengah. Mereka adalah  Dubes RI untuk Yaman Wajid Fauzi, Dubes RI untuk Irak Letjen TNI (purn) Safzen Noerdin, Dubes RI untuk Suriah Djoko Harjanto, dan Dubes RI untuk Jordania (merangkap Palestina) Teguh Wardoyo. 

 

Mereka dinilai tangguh dan berkomitmen melaksanakan tugas di wilayah-wilayah yang rawan konflik dan rentan bagi keselamatan jiwa raga. Hal ini tercermin dari paparan para Dubes tersebut dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I, Senin (2/9/2015). Rapat tersebut merupakan tindak lanjut dari kunjungan Komisi I DPR RI ke Lebanon beberapa waktu lalu. 

 

Dalam keterangan pers yang disampaikan politisi Fraksi Partai Demokrat ini dijelaskan Jordania memang bukan negara yang tengah berkonflik tetapi sangat rentan karena diapit oleh negara-negara yang tengah berkonflik. Walau bukan negara kaya, Jordania adalah salah satu destinasi favorit bagi para TKI. Secara resmi TKI yang tercatat hanya 11.000 orang saja. Namun dalam kenyataannya diperkirakan ada lebih dari 40.000 TKI di Jordania. Djoko meminta agar Kedubes RI di Jordania meningkatkan perannya sebagai perwakilan negara yang melindungi WNI tanpa memilah apakah mereka legal atau ilegal.

 

Sementara itu, Kedubes RI di Suriah dinilai telah maksimal melaksanakan tugas perlindungan bagi WNI. Sepanjang tahun 2012 hingga 2015, sekitar 12.000 WNI telah dipulangkan dari Suriah dengan biaya seluruhnya dari pemerintah. Di Yaman, kendati Kedubes RI mengalami kehancuran akibat terkena serangan layanan terhadap WNI terus dilakukan. Operasional untuk sementara dipindah ke Salalah, Oman. Hingga saat ini, kedubes Yaman telah berhasil melakukan evakuasi terhadap 2.318 WNI dan juga ratusanorang asing. Diperkirakan jumlah WNI yang masih di Yaman dan belum dievakuasi saat ini berjumlah 1.117 orang.

 

Demikian pula di Irak. Di tengah situasi yang penuh dengan konflik dan ancaman terhadap keselamatan maupun keamanan, Dubes Safzen Noredin tetap mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Berdasarkan catatan yang ada, Safzen Noerdin juga memiliki semangat salesman yang tinggi dalam mempromosikan Indonesia di Irak dan membangun hubungan kedua negara menjadi lebih baik. 

 

Jika Presiden Jokowi terkenal dengan metode blusukannya di tanah air, maka Safzen Noerdin yang pernah berkarir di marinir TNI AL ini dikenal WNI di Irak sebagai Dubes yang rajin blusukan di tengah desingan peluru dan ancaman ledakan bom.

 

“Sangat tepat Presiden SBY dulu mengisi pos Dubes Irak dari orang yang berlatar belakang tentara. Dubes Safzen Noerdin adalah contoh penempatan yang tepat bagi Dubes yang bukan berasal dari Kemlu atau karir. Kebijakan tersebut dapat dijadikan preseden bagi Presiden Jokowi dalam mengisi pos dubes mendatang, ” pungkas Djoko. (iky)Foto: Naefuroji/parle/hr

BERITA TERKAIT
Indonesia Masuk BRICS, Budi Djiwandono: Wujud Sejati Politik Bebas Aktif
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Budisatrio Djiwandono menyambut baik masuknya Indonesia sebagai anggota BRICS. Budi juga...
Habib Idrus: Indonesia dan BRICS, Peluang Strategis untuk Posisi Global yang Lebih Kuat
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keanggotaan penuh Indonesia dalam aliansi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi isu strategis yang...
Amelia Anggraini Dorong Evaluasi Penggunaan Senjata Api oleh Anggota TNI
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini mendorong evaluasi menyeluruh penggunaan senjata api (senpi) di lingkungan TNI....
Oleh Soleh Apresiasi Gerak Cepat Danpuspolmal Soal Penetapan Tersangka Pembunuhan Bos Rental
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Tiga anggotaTNI Angkatan Laut (AL) diduga terlibat dalampenembakan bos rental mobil berinisial IAR di Rest Area KM...