Investasi AS Dipastikan Terealisasi
Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat pada pekan lalu, dikabarkan berhasil meraih sejumlah rencana investasi Amerika Serikat di Indonesia. Dari info yang beredar, beberapa perusahaan asal Negara Paman Sam akan mengucurkan modal hingga US$ 2,4 miliar.
Anggota Komisi XI DPR, Amir Uskara pun menyoroti hasil lawatan Presiden ke negara adidaya itu. Ia berharap, kunjungan orang nomor satu Indonesia ke luar negeri itu dapat memberi imbas positif terhadap perekonomian dalam negeri.
"Kalau lawatan kali ini benar-benar bisa menarik investasi hingga US$ 2,4 miliar dan bisa terealisasi, pasti akan berpengaruh terhadap perekonomian kita. Tapi rencana investasi tersebut tentu masih perlu tindak lanjut dari Kementerian dan Lembaga terkait, agar betul-betul bisa terealisasi," kata Amir, saat dikonfirmasi Parlementaria melalui pesan singkat, Rabu (28/10/15).
Politisi F-PPP itu juga menilai, para investor itu melihat sisi peluang, potensi, kemudahan dan kepastian untuk berinvestasi di Indonesia. Sehingga, berminat menanamkan modalnya di Tanah Air.
"Saya yakin tidak ada maksud tertentu dari para pengusaha AS untuk melakukan investasi di Indonesia selain bisnis," lanjut politikus asal dapil Sulawesi Selatan itu.
Mengutip pemberitaan di salah satu media nasional, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, yang turut dalam rombongan kenegaraan sejak akhir pekan lalu mengatakan, dari jumlah investasi itu, terbesar ditujukan ke sektor makanan, minuman, dan tembakau dengan nilai US$ 1 miliar.
Sementara dalam hilirisasi sektor agro, AS akan menanam US$ 750 juta, lalu US$ 600 juta untuk kelistrikan, serta industri alat berat dan permesinan US$ 12 juta.
"Untuk makanan, minuman, dan tembakau dalam bentuk perluasan investasi," kata Franky.
Menurutnya, rencana investasi tersebut merupakan bagian dari kesepakatan bisnis Indonesia-Amerika Serikat dengan total nilai US$ 20 miliar. Data menyebutkan, investasi Amerika sejak beberapa tahun lalu terbesar memang di sektor pertambangan.
BKPM mencatat, dari 2010 hingga kuartal ketiga tahun ini, dari total investasi Amerika senilai US$ 8 miliar, sebanyak US$ 7,2 miliar atau 90 persen berada di pertambangan. Adapun realisasi investasi negara pada periode Januari hingga September 2015 mencapai US$ 855 juta.
"Sedangkan sektor perdagangan dan reparasi sebesar US$ 258 juta, makanan minuman US$ 167 juta, alat angkut US$ 142 juta, dan kimia serta farmasi US$ 56 juta," kata Franky. (sf) Foto: Jaka Nugraha/parle/od