Komisi XI Minta Kenaikan ATBI di Bawah 10 Persen
Rapat Kerja antara Komisi XI dengan Bank Indonesia terkait persetujuan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) 2016, akhirnya berakhir buntu. Komisi XI meminta BI lebih merampingkan postur anggaran tahun 2016 yang mengalami kenaikan 20,12 persen menjadi Rp 10,3 triliun.
Ketua Komisi XI Fadel Muhammad mengakui, permasalahan anggaran BI memang menjadi perdebatan yang panjang. Anggota Komisi XI menginginkan kenaikan tak lebih dari 10 persen, karena beberapa tugas BI sudah pindah ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Ada biaya operasional naik 28 persen, rata-rata kenaikannya mencapai 20,19 persen. Teman-teman fraksi berpendapat bahwa kenapa mesti naik begitu besar. Semangat yang ada di sini itu, kalau boleh di bawah 10 persen,” kata Fadel di Gedung Nusantara I, Rabu (16/12/15) malam.
Politisi F-PG itu menambahkan, pihaknya meminta harus ada penyesuaian kembali terhadap anggaran yang disusun, sesuai dengan aspirasi di Komisi XI. Perlu adanya rasionalisasi terhadap kebijakan yang perlu dan tidak perlu.
“Rasionalisasi, apa yang perlu, dan apa yang tidak perlu. Kalau itu menyangkut kepentingan rakyat itu perlu dinaikan lagi anggarannya,” imbuh politisi asal dapil Gorontalo itu.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XI DPR Marwan Cik Asan menilai, kinerja BI belum menggembirakan. Salah satunya, dilihat dari indikator pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Politisi F-PD itu pun menampik anggapan jika BI berperan besar dalam menurunkan tingkat inflasi.
“Harusnya BI bisa bertafakur atas capaian selama tahun 2015. Inflasi bagus karena rakyat tidak punya uang buat belanja,” imbuh politisi asal dapil Lampung itu.
Hingga pukul 24.00 WIB, rapat diakhiri tanpa adanya putusan. Direncanakan, rapat akan dilanjutkan Kamis (17/12/15), pukul 21.30 WIB.
Sementara itu sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardoyo mengajukan anggaran sebesar Rp 10,3 triliun untuk 2016, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 8,6 triliun. Ia mengatakan selama satu tahun lalu dan dua tahun ke depan akan melengkapi kehadiran BI di semua provinsi.
Agus berencana melakukan ekspansi dengan pengadaan kantor di seluruh Indonesia, dimana hal ini sejalan dengan perencanaan strategis pada 2014 hingga 2024.
“Kami perlu bangun kompetensi, untuk bisa jadi Bank Sentral kredibel dan terbaik di regional,” kata Agus. (sf), foto : jaka nugraha/parle/hr.