Komisi IX Sesalkan Minimnya Alkes RSUD Gunung Tua
Anggota Komisi IX Handayani menyesalkan minimnya alat kesehatan maupun sarana prasarana di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunung Tua, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Provinsi Sumatera Utara. Padahal, RSUD yang masuk ke dalam golongan type C itu, akan menghadapi akreditasi.
Demikian ia ungkapkan usai meninjau RSUD Gunung Tua bersama Tim Kunjungan Kerja Komisi IX DPR, yang dipimpin oleh Anggota Komisi IX DPR Ansory Siregar, Senin (21/12/15). Sebelum meninjau, Tim Komisi IX DPR juga sudah bertemu dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Paluta.
“Kecewa juga kita melihat hal ini. Alat kesehatan dan sarana prasarana masih minim. Saya tanyakan kepada petugasnya, memang masih ada kekurangan alat. Kita juga lihat di poli spesialis anak, itu sudah tiga hari tidak mendapatkan pasien anak,” ungkap Handayani.
Melihat sepinya pasien anak, justru menjadi pertanyaan tersendiri politisi F-PKB itu. Ia mempertanyakan, apakah anak-anak di Kabupaten Paluta dalam kondisi sehat, atau orang tuanya tidak tahu kemana akan mengobatkan anaknya.
“Ini menjadi tanda tanya juga, ada poli spesialis anak, tapi pasiennya tidak ada, alatnya pun minim. Kalau memang begitu, kita pindahkan saja tenaga medisnya,” imbuh Handayani.
Handayani juga menilai, masih minimnya perhatian Pemerintah kepada RSUD Gunung Tua. Ia berharap, walaupun RSUD Gunung Tua bukanlah RS rujukan, namun juga perlu mendapat anggaran dan perhatian.
“Katanya RSUD sudah pernah mengajukan anggaran sampai Rp 7 miliar, namun hanya cair sebesar Rp 2 miliar. Kita tidak boleh main-main dengan masalah kesehatan ini. Apalagi Presiden sudah mengeluarkan Kartu Indonesia Sehat, tetapi pelayanan RS masih kurang bagus,” keluh politisi asal dapil Jambi itu.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning menilai, banyak hal yang harus dibenahi dari RSUD ini. Salah satunya, banyaknya bangunan RS yang mangkrak.
“Ini seperti RS yang mangkrak. Bangunan banyak yang mubazir. Saat ketemu dengan dokter anak, saya lihat dokternya ada, namun alat-alatnya tidak lengkap. Ini sama saja bohong. Banyak yang harus dibenahi,” tukas Ribka.
Politisi F-PDI Perjuangan ini juga melihat, masih minimnya antusias masyarakat untuk berobat ke RS. Padahal, imbuh Ribka, kondisi masyarakat di sekitarnya masih jauh dari layak.
“Antusias masyarakat ke RS sangat minim. Ini menjadi pertanyaan, apakah rakyatnya sehat, atau tidak mengetahui mekanisme berobat, atau malah takut untuk berobat. Apa sosialisasinya kurang berjalan,” kata politisi asal dapil Jawa Barat ini sambil mengernyitkan dahi.
Direktur RSUD Gunung Tua, Mildawati membenarkan, RSUD Gunung Tua memang masih minim fasilitas. Termasuk, masih kurangnya dokter spesialis.
“Masalah alkes masih sangat kurang. Sarana dan prasarana kami juga masih kurang,” katanya, singkat.
Ia mengungkapkan, saat ini total jumlah pegawai sebanyak 300 orang. Namun dari semua itu, Dokter Umum hanya berjumlah 8 orang, dan tenaga medis yang berstatus PNS hanya 3 orang.
“Dengan adanya rencana akreditasi pada tahun mendatang, pesimis kami untuk lulus. Adanya kedatangan Komisi IX DPR ini, kami berharap ada uluran tangan dari Pemerintah,” harap Mildawati. (sf), foto : sofyan/parle/hr.