Palapa Ring Sangat Mulia, Namun Perlu Dikaji
Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya mengatakan bahwa proyek Palapa Ring itu mulia guna membangun konektivitas ke seluruh daerah Indonesia. Hal itu disampaikan ketika melakukan Rapat Kerja dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Ruang Rapat Komisi I, Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta ,Senin, (18/04).
“Proyek Palapa Ring ini sebetulnya sangat mulia, ini adalah inisiatif dalam membangun konektivitas ke seluruh wilayah NKRI dengan kerjasama pihak swasta. Ini adalah ide yang baik,” ujarnya.
Namun ketika menyangkut Universal Service Obligation (USO), Tantowi menuturkan pertanyaan terkait daerah pembangunan jaringan komunikasi yakni daerah pesisir, pedalaman dan pertanian. Terkait pertanian, Anggota DPR Fraksi Golkar itu menanyakan mengapa bukan daerah terluar atau terdepan yang selama ini mengalami kesulitan konektivitas untuk dilakukan pembangunan tersebut.
“Ketika daerah pertanian itu masuk kawasan pembangunan, mengapa bukan daerah terluar atau terdepan yang selama ini juga mengalami kesulitan konektivitas?,” tanyanya.
Hal itu diperkuat dengan temuannya ketika berkunung ke Nias dan menemukan kesulitan terkait konektivitas yang ada disana. “ Kami berkunjung ke Nias, disana terlihat nyata betul bahwa konektivitas itu hanya ada di Nias Selatan. Di Gunung Sitoli, tapi ketika kita terus berjalan ke dalam maka konektivitas itu menjadi permasalahan sendiri,” paparnya.
Sebagaimana diketahui, Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer. Proyek itu terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku dan satu backhaul untuk menghubungkan semuanya.
Nantinya, proyek Palapa Ring ini akan mengintegrasikan jaringan yang sudah ada dengan jaringan baru pada wilayah timur Indonesia (Palapa Ring-Timur). Palapa Ring-Timur akan dibangun sejauh 4.450 KM yang terdiri dari sub marine cable sejauh 3.850 km dan land cable sepanjang 600 KM dengan landing point sejumlah lima belas titik pada 21 kota/kabupaten. (hs,mp) foto:andri/od