Pidato Presiden Belum Gambarkan Realitas
Anggota Komisi I DPR RI Ahmad Muzani menilai pidato kenegaraan dalam sidang bersama DPR RI dan DPD RI pada Selasa, (16/08/2016) belum menggambarkan realitas. Ia mengatakan ada beberapa hal seperti kinerja ekspor, layanan BPJS, investasi luar negeri serta pertumbuhan tenaga kerja masih menuai persoalan di masyarakat.
“Meskipun yang disampaikan Presiden untuk beberapa sisi tidak menggambarkan realitas. Misalnya, bulan Juli ini adalah ekspor terendah dalam sejarah ekspor kita. Itu menunjukan bahwa kinerja ekonomi kita belum cukup pulih akibat dari lesunya perekonomian dunia internasional,” ujarnya usia menghadiri sidang di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Selain itu, dalam konteks pertumbuhan tenaga kerja, Muzani menjelaskan hal itu masih terlihat rendah kinerjanya, terbukti masih maraknya PHK di berbagai tempat. “Pertembuhan tenaga kerja masih rendah bahkan masih terjadi PHK dimana-mana,” sambungnya.
Dalam hal investasi luar negeri, Politisi Gerindra itu mengatakan hal itu belum cukup menggairahkan meskipun sudah ada ada 12 paket kebijakan yang keluarkan Presiden Jokowi. “investasi luar negeri juga masih belum cukup menggairakan kita. Meskipun sudah ada 12 paket kebijakan yang disiapkan Presiden Jokowi, tapi 12 paket itu belum cukup memberikan gairah invetasi baru,” terangnya.
Di bidang infrastruktur, Muzani memandang beragam gagasan pembangunan infrastruktur pemerintah juga tersendat karena tidak ada yang dan serapan yang rendah.”Infratruktur yang digagas Presiden sekarang juga mandek karena tak ada uang, serapan anggaran rendah. Presiden hanya menggambarlan succes story yang dilakukan pemerintah.” ujar Muzani.
Dalam hal BPJS, lanjut Muzani, masih terjadi persoalan yang belum diselesaikan pemerintah. Meskipun jumlah pengguna BPJS terus meningkat, namun tidak dibarengi dengan kualitas pelayanan yang meningkat pula. “Termasuk bagaimana dalam hal BPJS Kesehatan, makin banyak pemegangnya tapi untuk melayani pengguna jasa BPJS makin terbatas,” lanjut Muzani.
“Sehingga orang mengantri cukup panjang, mau operasi pun lama karena harus bergiliran dengan orang banyak. Ini kan jadi problem,” pungkasnya. (hs,mp)/foto:arief/iw.