Perlu Langkah Komprehensif Tangani Bencana Banjir
Anggota Komisi V DPR Nurhayati mengatakan perlu langkah komprehensif agar bencana banjir bandang di Garut, Jawa Barat tidak terjadi lagi.
“Kita melihat infrastruktur, sarana prasarana memang rusak dan kita juga ingin mengetahui apa langkah berikutnya, jadi kita harus mengurut dulu akar permasalahannya apa dan apa yang harus kita bantu dari pusat untuk membantu pemerintah daerah dalam menanggani bencana banjir,”ujarnya usai rombongan Komisi V DPR meninjau lokasi banjir bandang, di Garut, Selasa (27/7/2016).
Pasalnya, pihaknya melihat banyak perbaikan infrastruktur yang harus diperbaiki mulai dari hulu hingga hilir. “Seperi dari hulu harus mulai ada penanaman hutan kembali, karena sudah banyak hutan di gunung Papandayan yang dipangkas, digunduli sehingga air itu turun semua ke hilir. Ini perlu diperbaiki hulunya,”tuturnya.
Untuk membahas langkah komperhensif itu, menurut Politisi F-PPP, semua stakeholder harus duduk bersama untuk membuat action plan mulai dari pemerintah daerah hingga pemerintah sehingga masing-masing ada yang bertanggung jawab.
“Misalnya, nanti harus ada siapa yang bertangung jawab pembangunan bendung, menanam pohon, penanggulangan banjir dan perbaikan DAS nya. Saya juga menginginkan adanya SOP early warming system. Makanya saya minta hal-hal seperti itu. Banyak orang-orang yang terkait harus duduk bersama dan membicarakan ini serasa komprehensif,” harapnya.
Selain itu, pihaknya juga menghimbau kepada pemerintah daerah untuk memindahkan masyarakat yang di bantaran sungai, apalagi hal ini ada dalam Undang-Undang bahwa tiga meter dari tanggul harus bersih.
“Jadi kalau memang ada perumahan disekitaran sungai harus ditertibkan dan direlokasi. Karena tidak aman dan nyaman buat mereka. Karena kalau misalkan ada di UU apabila disitu ada pemukiman ini melanggar UU, makanya saya katakan sekali lagi memang semua pihak harus duduk bareng bagaimana menangani ini bersama,”pungkasnya.
Ditempat yang sama, Helmi budiman Wakil Bupati Garut melaporkan saat ini sudah ada 34 warga meninggal dunia dan 19 belum ketemu. Bencana ini terjadi pada hari selasa jam 11 setelah hujan 3 jam. Jam 11 terjadi banjir bandang dan banjir ini merusak bangunan.
Diketahui juga rumah yang rusak berat ada sekitar 534 rumah. Jumlah pengungsi sampai hari ini 2588 orang pengungsi dan masih ada yang menunggu sampai ada rumah hunian sementara.
“Sampai saat kami kabupaten Garut baru bisa menampung 100 KK di Rusunawa, 40 KK di markas, 30 KK di gedung pemerintah dan swasta salah satunya Islamic Center, ditambah di beberapa tempat ada 50 keluarga,”jelasnya.
Helmi juga menyampaikan, bantuan berupa makanan dan pakaian Alhamdulillah mendapat perhatian yang luar biasa sehingga di beberapa posko ada penumpukan bantuan yang akan segera disalurkan.
Selain itu dirinya juga menceritakan, ada salah satu RS disana mengalami kerusakan karena posisinya dihimpit oleh sungai, dirinya berharap ini menjadi perhatian karena banyak alat kesehatan dan obat yang mengalami rusak.
“Kami menginginkan ada yang bisa melindungi, karena rumah sakit lansung nempel dengan sungai Cimanuk. Akibat banjir bandang 2 meter, kebayakan alat-alat rusak, obat juga mengalami kerusakan. Kami harap ini jadi perhatian,”harapnya. (rnm), foto : ria/hr.