PEREMPUAN PARLEMEN PERTAMA DUDUKI POSISI PENTING IPU

15-04-2010 / B.K.S.A.P.

 

Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI kembali menorehkan prestasi gemilang di Kancah Internasional dimana salah satu anggotanya, Nurhayati Ali Assegaf terpilih sebagai First Vice President/Wakil Presiden Pertama Komite Parlemen Perempuan IPU (International Parliamentary Union).

Jabatan ini didapat setelah bersaing sengit dan debatan yang panjang dengan Hon M. Mensah Williams Deputy speaker dari Namibia, saat berlangsungnya Sidang umum ke-122 IPU di Bangkoko 27 Maret -1 April 2010.

Pencapaian terbesar ini merupakan bentuk usaha keras dan lobi Parlemen Indonesia di tingkat Internasional. hal ini merupakan pertama kalinya Perempuan Parlemen Indonesia menduduki posisi yang bergengsi.

Nurhayati mengatakan, sebelum terpilih dan pengalaman Internasional  dirinya mengetahui ada posisi yang kosong di committe of women parliamentarians.  Saat itu yang kosong adalah posisi Presiden dan wakilnya, karena dari itu saya bertekad untuk maju menjadi Presidennya "ujarnya. Menurutnya, tekad tersebut akhirnya ia kemukakan dengan mengundang beberapa negara anggota parlemen perempuan IPU guna meminta dukungan.

Saat itu,  saya mengundang Inggris, Australia, dan Prancis, dan mengungkapkan apa yang menjadi keinginan saya, namun ternyata mereka tidak sependapat. "Saat itu mereka kurang setuju saya maju menjadi calon Presiden, alasannya, Indonesia dalam hal ini Ketua DPR RI Marzuki Alie telah menjadi Presiden Faspped (Forum of Asia Pasific Parliamentarians For Education)"jelasnya.

lebih lanjut menurut Nurhayati, karena alasan tersebut, akhirnya tercipta jalan keluar yakni mengajukan calon Presiden Committe of Women Parliamentarian dari negara lain yang memang aktif dan mendukung Indonesia menjadi First Vice President nya."Saya sepakat, meskipun keinginan saya untuk menjadi Presiden tetap akan saya jalankan, karena ini merupakan challenge bagi saya apakah saya bisa?,"tegasnya.

Perjalanan maju menjadi calon pimpinan mengalami berbagai dinamika, salah satunya menurut Nurhayati, dirinya pernah didatangi oleh perwakilan perempuan dari Namibia yakni Hon M. Mensah Williams, yang meminta secara langsung dirinya untuk mundur dari pencalonan sebagai Firts Vice president, alasannya dia juga akan mencalonkan. "Permintaan mundur tersebut tidak saya turuti dan saya bilang ke dia, gimana kalau kita berkompetisi saja secara fair,"tandasnya.

Akhirnya, setelah melakukan berbagai pendekatan,dalam pemilihan yang berlangsung seru, saya dengan banyaknya dukungan dari beberapa negara anggota IPU, terpilih menjadi First Vice President Committe of Women Parliamentarian.

"Kemenangan saya merupakan kemenangan Bangsa Indonesia, karena dengan saya dipercaya menjadi salah satu pimpinan di komite tersebut, itu berarti Indonesia tidak dipandang sebelah mata oleh bangsa lain."tegasnya.(nt)  

BERITA TERKAIT
DPR Bahas Hubungan Bilateral dan Peran RI di BRICS Plus dengan Rusia
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich...
BKSAP Bahas Kerja Sama Energi Terbarukan dan Pendidikan dengan Singapura
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menyambut baik kedatangan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok...
Ravindra Hartarto Jelaskan Potensi Kerja Sama GKSB dengan 102 Negara
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Ravindra Hartarto, meyakini bahwa Indonesia dapat mempelajari...
Keberhasilan GKSB Bergantung pada Dukungan Diplomatik
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa pembentukan Grup Kerja Sama...