Komisi VII Tanyakan Besaran Target Produksi BP Migas
Komisi VII DPR mempertanyakan besaran target produksi (lifting) minyak bumi serta upaya BP Migas dalam mencapainya. Pertanyaan tersebut mengemuka saat Komisi VII rapat dengar pendapat dipimpin Ketua Komisi Teuku Riefky Harsya dengan Kepala BP Migas R. Priyono di Gedung Nusantara I, Senayan Jakarta, Senin (19/4/2010)
“Saya ingin mengkonfirmasi tentang besaran target produksi BP Migas, karena di Indomigas (10/4), BP Migas menyatakan optimis target lifting akan mencapai 977 ribu barel. Tapi ternyata sekarang justru turun menjadi sebesar 965ribu bahkan menjadi 917 ribu barel perhari,” tanya Anggota Komisi VII dari Fraksi Golkar Bobby Adhityo Rizaldi
“Apa yang diperlukan untuk mencapai target ini,” tanya Bobby menambahkan
Menurut Bobby penurunan asumsi lifting minyak tidak hanya serta merta berdasarkan produksi saja. Karenanya ia juga mempertanyakan tingkat sensitifitas dari cost recovery. “kalau produksi minyak naik, berapa penambahannya, kalau produksi turun berapa penurunan cost recovery itu. ,” katanya
Dikatakannya dari tingkat sensitifitas dapat memberikan gambaran yang lengkap apakah defisit atau surplus pada akhir tahun. Untuk itu ia berharap pihak BP Migas bersedia menyediakan data-data tersebut secara lengkap.
Bobby juga mengingatkan target lifting untuk tahun 2009 juga tidak tercapai, namun penerimaan dari industri migas 2009 melebihi 10% dari target yang ditetapkan di APBN. “Target penerimaan yang ditetapkan sebesar $18,8miliar, sedangkan yang diperoleh sebesar $19,9miliar,”katanya. Dirinya berharap besaran lifting minyak menjadi perhatian semua pihak terkait.
Pendapat senada disampaikan Anggota Komisi VII Azwir Dainy Tara (Fraksi Golkar). Menurutnya pemerintah terkait tidak satu suara, Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Meneg BUMN Mustafa Abu Bakar menyatakan di media massa untuk target 2010 sebesar satu juta bph, namun ia lebih meyakini data dari BP Migas yakni sebesar 965 bph.
“Apakah BP Migas mampu mencapai target lifting sebesar 965 itu. Besaran angka ini tidak bisa maen-maen karena teman-teman di Panitia Anggaran akan kesulitan dalam menganalisa anggaran yang disepakati,” katanya
Lebih lanjut Azwir pesimis terhadap capaian target tersebut, pasalnya target investasi pada tahun 2009 juga tidak tercapai, juga banyak kendala yang dihadapi. Ia mengkhawatirkan, jika target tidak mencapai ketentuan yang sudah disepakati akan berdampak buruk bagi APBN
Sementara itu Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R.Priyono menyampaikan produksi minyak yang sudah pasti dicapai saat ini baru mencapai 917 ribu barel per hari (bph), sementara Asumsi APBN 2010 ditetapkan sebesar 965 ribu bph.
“Berdasarkan perhitungan teknis yang kami lakukan 917.000 barel per hari, adalah angka optimis dan pasti bisa kami capai 2010," katanya. Karena itu Priyono meminta agar target produksi minyak dalam APBN Perubahan 2010 ditetapkan dalam bentuk kisaran atau range untuk menjaga penerimaan negara. (sw). foto:doeh/parle/DS