Komisi VI Akan Lakukan Kajian Soal Penutupan Pabrik Gula di Situbondo

23-01-2017 / KOMISI VI

Komisi VI DPR RI pada Jumat, (20/01/2017) melakukan kunjungan kerja ke Situbondo, Jawa Timur untuk menindaklanjuti rencana pemerintah yang berencana akan menutup tiga pabrik gula (PG) yang dinilai tidak efisien dalam operasionalnya karena masih menggunakan teknologi lama. Beberapa PG di Situbondo yang akan ditutup yakni ke PG Olean, PG Panji dan PG Wringinanom.

 

"Kami sebagai wakil rakyat di DPR RI sengaja melakukan kunjungan kerja ke PG Olean, PG Panji dan PG Wringinanom yang rencananya akan ditutup untuk melihat kondisi pabrik gula secara langsung serta ingin mendapatkan informasi dan masukan dari petani maupun pihak PTPN XI," ujar Wakil Ketua Komisi VI Azam Azman Natawijana kepada Parlementaria disela-sela kunjungan kerjanya.

 

Ia mengatakan bahwa rencana penutupan tiga dari empat pabrik gula di Kota Santri Situbondo ini bukan semata-mata karena ketidakpedulian pemerintah terhadap masyarakat Situbondo khususnya kepada petani tebu akan tetapi justru ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Menurutnya, pemerintah berencana merevitalisasi pabrik gula yang tidak efisien jadi lebih efisien karena ketiga PG di Situbondo masih menggunakan teknologi lama (sejak zaman kolonial Belanda) dan tertinggal jauh bila dibandingkan dengan pabrik gula milik swasta.

 

Politisi Demokrat ini menjelaskan kepada petani tebu agar tidak resah dengan rencana penutupan tiga pabrik gula tersebut. Karena hal itu masih pada tahap wacana. Komisi VI bersama pemerintah pun masih akan melakukan kajian ekonomi yang lebih mendalam terkait rencana tersebut.

 

"Saya berharap petani tebu disini jangan resah karena penutupan tiga PG masih rencana, dan kami bersama pemerintah masih akan melakukan kajian ekonomi yang lebih dalam terkait rencana penutupan sejumlah pabrik gula di Jawa Timur," ucapnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Operasional PT Perkebunan Nusantara XI, Mochammad Cholidi mengatakan rencana penutupan tiga PG di Situbondo agar tidak dilihat dari sisi negatif karena rencana penutupan PG tidak lain untuk efisiensi. "Dengan tetap menggunakan mesin uap konversi rendah tentunya dalam operasional ketiga PG di Situbondo akan mengalami inefisiensi," ujarnya.



Ia menuturkan, penataan kembali pabrik gula setidaknya harus dilihat dari peremajaannya agar stigma pabrik gula milik BUMN yang tidak bisa bersaing dengan pabrik gula milik swasta hilang. (hs), foto : suhendra/hr.

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...