UJIAN NASIONAL HARUS BERKACA PADA KENYATAAN

11-05-2010 / KOMISI X

Polemik ujian nasional dikalangan siswa masih terus berlanjut. Banyaknya pelajar yang gagal dalam menjalani UN dari tahun ke tahun belum juga teratasi. Belum meratanya mutu pendidikan di seluruh Indonesia menyebabkan banyak pihak meminta supaya pemerintah melakukan evaluasi pelaksanaannya.

Wakil ketua Komisi X Hakam Naja (F-PAN) saat melakukan kunjungan lapangan bersama anggota Komisi X lainnya ke beberapa sekolah menangah atas di sekolah Jakarta, Selasa (11/5) menilai UN tidak hanya sebagai alat evaluasi tapi sebagai alat pemetaan pendidikan yang berbasis kepada kenyataan atau realitas pendidikan di Indonesia.

“Untuk menjadi alat pemetaan pendidikan ini, perlu adanya suatu kebijakan guna mendorong seperti apa mutu pendidikannya, sebaraan distribusi, wilayah dan seterusnya,”katanya. Lebih lanjut ia mengharapkan agar ujian nasioanal dapat memenuhi criteria-kriteria tersebut.

Ketika ditanya mengenai, masih banyak tingkat ketidak lulusan siswa, ia menjawab permasalahan tersebut akan terus didalami dengan melihat beberapa kemungkinannya. Yang pertama, menurut Hakam Naja, peningkatan kredibilitas UN yang direncanakan Mendiknas Muhammad Nuh sebagai salah satu alat seleksi masuk ke Perguruan Tinggu tahun 2012, dimana tingkat kesulitan dalam penyelesaian soal UN menjadi semakin sulit.

Yang kedua sistem pengawasan yang berlapis-lapis seperti keterlibatan perguruan tinggi sebagai pengawas internal sehingga memang kemudian perguruan tinggi di anggap lembaga independent yang masuk kedalam pengawasan internal semakin ketat.

“Yang ketiga, kalau saya menduga karena adanya ujian ulangan maka ada beberapa siswa yang tidak bersungguh-sungguh mengerjakan ujian, seperti hanya mampu mengerjakan 3 mata pelajaran dan yang 1 (satu) nya di lepas karena tidak mampu,”jelasnya.

Mengenai hasil pantauan kunjungan lapangan terkait ujian ulangan, ia menilai meskipun lebih mudah karena tingkat kesulitan sama dan soalnya diulang,dan tingkat pengawasannya lebih longgar, namun tetap saja tingkat stressnya lebih tinggi karena khawatir tidak akan lulus.(nt)foto:Olly/parle/RY

BERITA TERKAIT
Komisi X Tinjau Sekolah Rusak di Ogan Ilir, Butuh Perbaikan Segera
01-02-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Ogan Ilir – Selain tingginya angka putus sekolah, kondisi sarana pendidikan yang mengalami kerusakan, baik ringan maupun berat, menjadi...
Sofyan Tan: Pengangguran di Sumut Tinggi, BPS Harus Ungkap Penyebabnya
01-02-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Medan – Anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan, meminta Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap faktor penyebab tingginya angka...
Komisi X Soroti Tingginya Putus Sekolah di Sumatera Selatan
01-02-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Palembang – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati, menyoroti tingginya angka putus sekolah (APS) di Sumatera...
Legislator Komisi X Dorong BPS Bali Hadirkan Data Akurat
31-01-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Bali – Anggota Komisi X DPR RI, Agung Widyantoro, menyoroti berbagai persoalan krusial di Bali yang membutuhkan data akurat...