KOMISI IX SOROTI KESELAMATAN KERJA BURUH PT SAMPOERNA
Persoalan buruh menjadi salah satu perhatian Tim Kunjungan Kerja Komisi IX DPR. Saat Kunker ke Provinsi Jawa Timur yang dipimpin Ketua Komisi Ribka Tjiptaning (F-PDI Perjuangan), sejumlah anggota Tim mempertanyakan tentang keselamatan dan kesehatan kerja buruh PT Sampoerna.
Sebagai perusahaan besar yang memproduksi rokok, kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan kerja buruh menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Anggota Tim Kunker Nursuhud (F-PDI Perjuangan) menyoroti tidak digunakannya masker dan sarung tangan oleh buruh yang bekerja melinting rokok kretek hingga siap dipasarkan.
“Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja yang tidak menggunakan sarung tangan dan masker,” kata Nursuhud.
Hal senada diungkap Sri Rahayu (F-PDI Perjuangan) yang mempertanyakan kesehatan tenaga kerja yang tidak menggunakan masker dan sarung tangan saat beraktifitas. Ia kuatir akan ada pengaruh negatif dari hal itu terutama bagi buruh yang tengah mengandung.
“Pengaruhnya tidak menggunakan masker terhadap kesehatan buruh yang semuanya perempuan terutama yang sedang hamil,” ujarnya.
Sementara itu Sunartoyo (F-PAN) dalam pertemuan itu mempertanyakan kesejahteraan buruh PT Sampoerna terutama dari sisi upah yang diterima. Ia berharap upah yang diterima sudah diatas UMK yang berlaku.
Persoalan CSR juga menjadi sorotan Tim Kunker Komisi IX saat bertemu dengan jajaran direksi PT Sampoerna. Abdul Aziz Suseno (F-PKS) menilai perusahaan sebaiknya memperhatikan kesejahteraan petani tembakau yang sampai saat ini masih miskin.
“Pemerataan CSR terhadap petani tembakau Madura yang hidupnya masih tergantung dari rokok,” katanya.
External Relations And Contributions Director PT Sampoerna Yos Adiguna Ginting dihadapan Tim Kunker menjelaskan alasan perusahaan tempatnya bekerja mempekerjakan buruh perempuan dalam memproduksi rokok karena lebih telaten dan terampil.
Mengenai kesejahteraan buruh, Yos menjelaskan bahwa buruh PT Sampoerna memperoleh upah lima puluh persen lebih tinggi dari UMK. “Buruh diberi sandang dan pangan saat bekerja,” jelasnya.
Ketergantungan tembakau sebagai bahan baku pokok pembuatan rokok, Yos menjelaskan bahwa kondisi petani tembakau tetap menjadi perhatian perusahaan.
Lebih jauh mengenai kesehatan tenaga kerja yang tidak menggunakan masker saat beraktifitas, jajaran Direksi melalui Asmandanu menjelaskan bahwa hal itu telah diuji secara internal dan diuji Disnaker. Bahkan persoalan itu sudah diuji Tim Health and Safety. “Area tempat buruh bekerja sudah diuji internal dan Disnaker,” jelasnya. (bs)foto:bs/parle/ry