Teknologi Pengolahan Sampah di Ternate Ketinggalan dan Buang-Buang Anggaran
![](http://berkas.dpr.go.id/pemberitaan/images_pemberitaan/images/HR-3528.jpg)
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo didampingi Anggota Komisi Hamka B. Kady saat meninjau TPA di Maluku, foto : ryan/hr.
Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Kota Tidore, Maluku Utara berkesempatan meninjau pembangunan Tempat Pembangunan Akhir (TPA) di Kota Ternate. Dalam peninjauan tersebut Komisi V DPR RI menemukan tidak efektifnya penggunaan TPA yang menghabiskan dana 14 miliar tersebut. TPA di Ternate dinilai ketinggalan teknologi dalam urusan pengolahan sampah.
Anggota Komisi V DPR RI Hamka B. Kady menuturkan TPA di Maluku ada dua, setelah TPA pertama penuh maka TPA kedua dibangun dengan dana 14 miliar. “Teknologi ini kurang efektif dan terlalu membuang anggaran karena untuk satu TPA dibutuhkan 14 miliar, dan setelah TPA penuh akan pindah dan membangun TPA lagi. Saya harap ada terobosan baru sehingga sampah yang sudah menumpuk dapat terurai dengan baik,” tutur politisi Golkar tersebut, Rabu (13/12).
Hal senada juga diutarakan politisi PDIP Sadarestuwati, menurutnya dibutuhkan teknologi yang lebih modern dalam urusan pengelolaan sampah, sehingga sampah dapat terurai dengan baik dan dari sampah bisa di ubah menjadi aliran listrik. Listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk penerangan jalan di kota.
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo juga berharap ada terobosan baru dalam pengolahan sampah di Ternate. Ketika satu TPA sudah penuh tidak pindah ke TPA yang lain melainkan sampah tersebut diolah sehingga menghasilkan manfaat. “TPA ini menghabiskan anggaran 14 miliar dan hanya menghasilkan energi untuk satu komputer dan untuk jembatan timbang itu tidak sesuai dengan biaya yang sudah keluar. Diharapkan sampah dapat cepat terurai dengan teknologi yang ramah lingkungan,” tutupnya. (riyan,mp).