Pembangunan Sektor Mikro Perlu Dilakukan di Yogyakarta
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, M. Prakosa (F-PDI Perjuangan)/Foto:Hendra/Iw
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI M. Prakosa menyoroti adanya anomali pembangunan yang terjadi di Provinsi D.I.Yogyakarta, meskipun memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tinggi, namun tingkat ketimpangan di Yogyakarta termasuk dalam kategori tinggi.
“Yogyakarta ini IPM-nya tinggi, indeks kebahagiannya tinggi, tapi kita juga lihat gini rationya termasuk yang tinggi di Indonesia yakni 0,40. Ini menjadi evaluasi dalam pertemuan tadi,” ungkap Prakosa kepada Parlemenaria usai melakukan pertemuan dengan Kepala Kanwil Bank Indonesia Provinsi Yogyakarta, Jumat (19/01).
Atas persoalan itu, politisi PDI-Perjuangan ini menyarankan agar pemerintah daerah lebih fokus pada pembangunan di sektor mikro seperti UMKM agar pertumbuhannya menyentuh langsung ke masyarakat Yogyakarta.
“Bahwa perlu perhatian pemerintah agar fokus pada sektor masyarakat banyak yang rill seperti UMKM agar dikembangkan supaya pembangunannya menyentuh langsung ke masyarakat. Pembangunan intensif diperlukan dalam rangka penyerapan tenaga kerjanya,” sambung Prakosa.
Yang terjadi saat ini, Yogyakarta termasuk baik dalam konteks pembangunan makro seperti pesatnya pertumbuhan melalui sektor pariwisata, namun hal itu tidak memiliki dampak pada daerah di sekitar Kota Yogyakarta seperti di Gunung Kidul, Kulon Progo, Bantul dan Sleman. Ini perlu menjadi perhatian agar pembangunan Yogyakarta juga diiring dengan pemerataan di daerah sekitarnya.
Gunung Kidul adalah salah satu destinasi yang cukup baik di Provinsi Yogyakarta. Namun spending para wisatawan seperti penginapan hotel lebih banyak dilakukan di Yogyakarta. Hal ini mengingat jumlah dan fasilitas hotel di Gunung Kidul kurang memadai. Sehingga, wisatawan yang datang ke Gunung Kidul lebih banyak menginap di Kota Yogyakarta. Menurut Prakosa hal tersebut menjadi anomali ditengah pesatnya pembangunan Yogyakarta namun ketimpangan tinggi dirasakan di daerah sekitar Kota Yogyakarta.
Meski demikian, legislator kelahiran Yogyakarta ini cukup bergembira atas pembangunan Bandara Kulon Progo sebagai langkah untuk memeratakan pembangunan di Yogyakarta. Mengingat Bandara Adisutjipto saat ini memiliki kapasitas yang terbatas dan berlokasi dekat dengan Kota Yogyakarta.
Diharapkan pembangunan Bandara Kulon Progo ini mampu menjawab persoalan ketimpangan di Yogyakarta, karena lokasinya berada di daerah yang memiliki ketimpangan yang tinggi yakni di Kulon Progo. Melalui bandara ini, Kulon Progo juga diharapkan memiliki potensi ekonomi baru melalui tumbuhnya UMKM di sekitar bandara. (hs/sc)