Panja DPR Tanyakan Anggaran Polda Jabar Tangani Ledakan Gas
Sejumlah anggota tim Panitia Kerja (Panja) konversi minyak tanah ke LPG 3kg mempertanyakan anggaran yang digunakan kepolisian daerah Jawa Barat dalam menanggulangi kasus ledakan gas yang terjadi di Jabar.
Pertanyaan ini disampaikan saat Tim panja yang berasal dari Anggota Komisi VII mengadakan pertemuan dengan Wakapolda Jabar, di Bandung, Sabtu (4/9/2010)
“Kami berharap kepolisian berperan penuh dalam menindak kasus-kasus ledakan. Tapi tentunya membutuhkan biaya ekstra. Menggunakan anggaran sendiri, anggaran dari pertamina atau anggaran darimana, sehingga kinerja kepolisian lebih optimal,” kata anggota Komisi VII Syamsul Bachri (Fraksi PG)
Syamsul menegaskan DPR mendukung program konversi, karena manfaat dari program ini cukup besar, diantaranya mengurangi subsidi serta dampak lingkungan. Karena ia berharap program ini dapat terus berjalan.
Pertanyaan senada juga dikemukakan Anggota Komisi VII lainnya Albert Yaputra (Fraksi PD), Iqbal Alan Abdullah (Fraksi Hanura). Albert juga mempertanyakan biaya perawatan setelah korban keluar dari rumah sakit. “Untuk biaya berobat jalan, apakah masih ditanggung, dari mana anggarannya,” tanya Albert
Menanggapi pertanyaan tersebut, Wakapolda Jabar menegaskan selama ini anggaran yang digunakan pihaknya dalam menangani berbagai kasus ledakan gas menggunakan DIPA Polri, termasuk untuk penyuluhan ke masyarakat sampai ketingkat bawah
“Kami bergerak dengan menggunakan anggaran yang ada di polri, namun bukan berarti kami mempunyai anggaran khusus,” tandasnya
Menanggapi jawaban dari Wakapolda, pimpinan tim panja, yang juga anggota Komisi VII, Sutan Bhatoegana (Fraksi PD) menyatakan akan mengusulkan anggaran resmi dari Pemerintah.
“setelah program konversi ini berjalan, negara bisa menghemat anggaran hingga 34 triliun. Karena itu, kita minta saja anggaran yang resmi dari pemerintah untuk menanggulangi masalah ini,” tegas Sutan
Menurut Sutan, tujuan dari program konversi ini baik, begitupun manfaat yang dirasakan, namun sayangnya saat ini banyak terjadi ledakan. Secara persentase kata Sutan, jumlahnya kecil, dari 45 juta tabung, ada 115 tabung yang meledak. Tapi ia menegaskan hal ini bukan soal kecil ataupu persentase karena menyangkut nyawa manusia
Untuk itu, pihaknya meminta seluruh jajaran terkait untuk bekerja optimal mengupayakan meminimalisir kejadian serupa
Sementara itu, Direktur Umum PT. Pertamina Waluyo mengatakan saat ini, pihak Pertamina dengan kepolisian sedang menjajaki perjanjian kerjasama (MoU) untuk membahas masalah anggaran. Rencananya akan disediakan anggaran sebesar Rp.12,5 miliar. (sw)