Investasi dan Kemajuan Teknologi Industri Harus Perhatikan Serapan Tenaga Kerja
Tukar menukar cinderamata seusai pertemuan Komisi XI DPR dengan US-ASEAN Business Council, foto : rni/hr
Perkembangan zaman menuntut dunia bisnis mengandalkan kemajuan teknologi. Hal ini menjadi salah satu tema diskusi pertemuan antara Komisi XI DPR RI dengan US-ASEAN Business Council. Ketua Komisi XI DPR RI Melchias Marcus Mekeng menegaskan, investasi dalam bisnis dengan memanfaatkan kemajuan teknologi industri harus memperhatikan penyerapan tenaga kerja lokal.
“Kalau kemajuan zaman dan teknologi menjadikan orang menganggur, itu jadi tidak ada gunanya. Kita welcome dengan investment, tapi kita juga harus menjadikan investment itu untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Jangan hanya membawa teknologi terus orang tidak bekerja itu percuma,” jelas Melchias saat pertemuan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (14/3/2018).
Selain itu, politisi Fraksi Partai Golkar ini juga berharap, peraturan-peraturan yang dibuat Pemerintah, Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga harus memikirkan pemberdayaan pekerja lokal.
Hal lain yang ditekankan oleh Komisi XI yakni investasi dalam dunia industri harus mengutamakan penggunaan bahan baku dari dalam negeri. Seperti rokok harus menggunakan hasil tembakau petani dalam negeri.
“Tembakaunya juga harus dari indonesia dong, jangan dibawa dari luar negeri, karena lebih murah terus dimasukkan ke sini, akhirnya kita punya petani tembakau tidak terpakai," papar politisi dapil NTT itu.
Kedua belah pihak juga sempat menyinggung tentang investasi di bidang pariwisata. “Pariwisata itu sebetulnya bisnis yang sangat menarik di Indonesia, tinggal masyarakat di sekitar situ bisa menerima kehadiran para wisatawan-wisatawan, itu yang paling penting. Mereka melihat investasi pariwisata itu sangat menarik, kita yang ada di sini bisa menerima,” tutup Melchias.
Sementara itu, pihak dari US-ASEAN Business Council menyampaikan bahwa saat ini dunia bisnis sudah mengandalkan kemajuan teknologi, artinya dunia bisnis mengharapkan peraturan-peraturan yang ada bisa mengadopsi kemajuan-kemajuan teknologi supaya mempermudah bisnis, menekan biaya produksi dan bisa mengakses masyarakat sampai dengan yang ada di atas gunung. (eko/sf)