KOMISI VII DPR MINTA KILANG MINYAK PERTAMINA CILACAP DIMAKSIMALKAN
Komisi VII DPR meminta Pertamina memaksimalkan kilang minyak di Cilacap, satu masalah saja dapat berakibat pada suplai BBM untuk Pulau Jawa dan bahkan nasional. Demikian Zainudin Amali Ketua Tim Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi VII ke Yogyakarta disela-sela kunjungan ke Kilang Minyak Pertamina Cilacap beberapa waktu lalu.
Kilang Minyak Pertamina di Cilacap sebagai Refinery terbesar dengan kapasitas produksi 348.000 barel/hari dimana 35% untuk suplay nasional dan 65% untuk suplay Pulau Jawa. “Komisi VII mendukung Pertamina untuk segera membangun kilang baru, karena sudah menjadi kebutuhan nasional dan harus didukung oleh semua pihak”, terang Zainudin.
Berkaitan dengan pembangunan kilang baru tersebut, menurut Zainudin harus segera diputuskan siapa yang akan membangun, siapa pemenang tendernya, agar proses pembangunannya cepat dan semua kebutuhan BBM dalam negeri di suplay dari Cilacap.
Sementara itu Asfihani Anggota Tim Kunker Komisi VII menyoroti bagaimana agar minyak mentah (crude) produksi dalam negeri kita bisa dimasukkan ke kilang yang dimiliki dan tidak diekspor. Secara ekonomi crude dalam negeri memang memiliki kualitas yang bagus sehingga nilai jualnya besar untuk di pasaran.
Yang menjadi kendala bahwa Kilang Minyak Pertamina di Cilacap dibangun dengan kondisi crude yang berasal dari Timur Tengah, dan untuk memproduksi crude yang berasal dari dalam negeri maka spek pada mesin dan peralatan-peralatannya harus dirubah.
Berkaitan dengan hal tersebut, “Kami meminta Pertamina agar supaya merubah spek sehingga bisa memanfaatkan kilang yang ada untuk bahan baku minyak yang berasal dari dalam negeri”, kata Asfihani.
“Bahan baku di Indonesia dan diolah di Indonesia, hal ini juga akan menimbulkan dampak positif terhadap penerimaan negara, tenaga kerja dan lain sebagainya”, tambahnya.
Namun menurut Asfihani bisa atau tidak bisa tergantung pada nilai keekonomiannya. Semua bisa dirubah namun apakah menguntungkan atau tidak dibandingkan dengan mengupgrade mesin sekarang untuk bahan baku dalam negeri. Dan bagaimana dibandingkan dengan kita eksport bahan baku dalam negeri dan tetap import bahan baku dari luar. (sc)