PNBP Kalbar dari Sektor Tambang Alami Penurunan
Anggota Komisi XI DPR RI Michael Jeno foto : Erlangga/mr
Potensi terbesar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Provinsi Kalimantan Barat merupakan sektor pertambangan. Namun trennya terus mengalami penurunan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya, akibat dibatasinya ekspor ore (komoditas mineral mentah). Hal ini pun dikeluhkan beberapa pengusaha di sana.
Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi XI DPR RI Michael Jeno usai pertemuan antara Tim Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI dengan Kementerian Keuangan dan beberapa mitra kerja di Pontianak, Kalbar, Jumat (20/7/2018).
“Dilihat dari aspek kontribusi, PNBP Kalbar dari sektor pertambangan kurang lebih Rp120 miliar, dengan dua kabupaten penyumbang utama, yaitu Ketapang sebesar Rp53 miliar dan Sanggau sebesar Rp45 miliar. Namun itu kondisi ketika para pengusaha tambang boleh melakukan ekspor ore. Hari ini kita tahu bahwa ekspor ore atau bahan mentah tidak boleh dilakukan lagi,” ujarnya
Berdasarkan temuan tersebut, menurut politisi PDI-Perjuangan itu, saat ini diperlukan solusi secepatnya agar PNBP Kalbar mengalami peningkatan, sehingga turut membuat APBN menjadi kredibel. Seperti misalnya memperbarui proses pentarifan. Ia mengaku gagasan seperti ini akan coba disampaikan dalam rapat di DPR nanti.
“Kalau kita ingin meningkatkan PNBP, kemudian kita lihat misalnya sumber daya alam batu bara, bisakah dibuat pentarifan untuk membedakan antara yang tujuh ribu kalori yang tingkat tinggi, dengan kalori empat ribu. Kan ini tentu harganya berbeda. Sehingga sumbangan atau kewajiban PNBP-nya menjadi beda,” tandas politisi dapil Kalbar itu. (eps/sf)