Komisi XI DPR Terkesan Kreatifitas Griya Coklat Nglanggeran
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Muhammad Prakosa memimpin Kunspek Komisi XI DPR RI ke Griya Cokelat Nglanggeran, Gunungkidul. Foto: Singgih/Iw
Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta menjadi salah satu wilayah penghasil biji kakao di Indonesia dan berhasil mengelola biji kakao menjadi produk-produk yang bernilai jual tinggi. Tepatnya di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, telah mengembangkan produksi cokelat, dimana sebelumnya hanya sebatas dijual mentah atau kakao kering ke pengepul.
“Kedatangan kita ke Gunungkidul, dalam rangka melihat secara langsung UMKM yang mendapat bantuan dari Bank Indonesia melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI),” kata Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Muhammad Prakosa saat memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI ke Griya Cokelat Nglanggeran, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Rabu (26/09/2018).
PSBI sudah dianggarkan sebanyak Rp 400 miliar untuk tahun ini ke seluruh Indonesia, termasuk untuk pembinaan UMKM-UMKM seperti Griya Cokelat Nglanggeran. Apalagi Gunungkidul merupakan salah satu wilayah yang mampu mengelolah potensi daerahnya dengan baik.
“Setiap tahunnya anggaran PSBI selalu mengalami peningkatan dan kita melihatnya memang memiliki dampak yang baik terhadap ekonomi kerakyatan kita," ungkap legislator PDI-Perjuangan itu.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa kunjungan tersebut untuk melihat sampel-sampel penerima PSBI yang sudah berjalan dengan baik dan berharap keberhasilan Gunungkidul bisa ditularkan ke daerah-daerah lainnya.
"Di Gunungkidul ada desa wisata yang juga memproduksi coklat dan dengan bantuan PSBI semakin mempercepat pembangunan desa wisata tersebut. Saya kira hal yang positif ini harus ditingkatkan dan saya berharap PSBI ini bisa diberi porsi anggaran yang besar," jelas legislator dapil Jawa Tengah itu.
Desa Wisata Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta, menjadi desa wisata terbaik di Indonesia dan menerima penghargaan di ASEAN Community Based Tourism (CBT) Award pada Tahun 2017.
Griya Cokelat merupakan home industry yang sudah mampu memproduksi sekitar 6.000 bungkus minuman bubuk cokelat yang dikemas dalam kemasan kecil. Untuk penjualan, pihaknya memanfaatkan media sosial dan toko besar di sekitar Kecamatan Patuk.
Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung dan membeli cokelat di Griya Coklat Nglanggeran menjadikan perekonomian warga meningkat. Sebab, biji kakao kering yang awalnya dijual Rp 20.000 per kilonya, sekarang bisa dijual dengan harga Rp 250.000 per kilo. (skr/mp)