Legislator Pertanyakan Koordinasi Basarnas Tangani Bencana Sulteng

03-10-2018 / KOMISI V
Anggota Komisi V DPR RI, Hamka Baco Kady (F-PG)/Foto:Jayadi/Iw

 

Anggota Komisi V DPR RI Hamka Baco Kady mempertanyakan koordinasi yang dilakukan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) dalam penanganan bencana gempa bumi dan tsunami di Donggala dan Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Ia menilai, Basarnas seharusnya bisa lebih mengorganisir pencarian dan penanganan korban bencana.

 

“Menurut pikiran saya, barangkali tidak ada koordinasi, apakah dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang mengkoordinir atau Basarnas langsung melakukan tindakan-tindakan itu, atau bahkan tidak ada koordinasi sama sekali,” tanya Hamka pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait bencana Donggala dan Palu, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (03/10/2018).

 

Rapat tersebut dihadiri oleh Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofosika (BMKG), Sestama Basarnas, Sestama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Sestama Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS).

 

Legislator fraksi Partai Golkar DPR RI ini mengatakan, perlu ada evaluasi sampai sejauh mana koordinasi kegiatan rescue yang dilakukan oleh Basarnas. Jika memang personel Basarnas tidak mencukupi, Hamka menyarankan untuk berkoordinasi dengan pihak lain, termasuk BNPB. “Kalau memang personelnya enggak cukup, katakan enggak cukup. Supaya jangan Basarnas yang jadi sasaran,” tandas Hamka.

 

Di samping itu, ia juga mempersoalkan penempatan personel dalam penyisiran korban oleh Basarnas yang tidak merata. Terlebih sejak ditemukannya warga yang masih hidup setelah sekitar empat hari berlindung di dalam kubah masjid. “Tentara yang menyelamatkan itu, yang di bawah kubah masjid,” imbuh legislator dapil Sulawesi Selatan ini.

 

Seperti diketahui, gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter melanda sejumlah kawasan Sulawesi Tengah, Jumat (28/10/2018) pukul 17.02 WIB. Akibat gempa tersebut, BNPB mencatat 1.407 orang meninggal dunia dan 2.459 orang luka berat. Selain itu, dilaporkan sebanyak 113 orang hilang, 152 orang tertimbun, dan 65.733 rumah rusak berat. Tercatat 70.821 warga yang terdampak gempa dan tsunami mengungsi di 141 titik. (es/sf)

BERITA TERKAIT
Kecelakaan di GT Ciawi, Bakri: DPR Akan Bentuk Panja Standardisasi Jalan Tol
07-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI, A. Bakri HM, menyatakan bahwa pihaknya akan membentuk Panitia Kerja (Panja) untuk...
Kecelakaan Maut Ciawi, Sudjatmiko Minta Perketat Pengawasan Kendaraan Niaga
07-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Sudjatmiko turut prihatin atas kecelakaan maut yang terjadi di pintu tol Ciawi...
Anggaran Kemen PU Terjun Jadi 29 T, Lasarus: 1000% Saya Tak Setuju!
06-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Rapat Kerja Komisi V DPR RI pada Kamis (6/2/2025) diwarnai oleh sejumlah protes, hal ini timbul lantaran...
Terima Audiensi DPRD Sumut, Lokot Nasution: Ini Hajat Hidup Orang Banyak
06-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI, Muhammad Lokot Nasution menerima kunjungan dari Komisi D DPRD Sumatera Utara pada...