Tingkatkan Lifting Minyak Dengan Teknologi Pendingin
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam bersama Tim Kunjungan Kerja Spesifik meninjau proses produksi minyak mentah Perusahaan Exxon Mobil, di lapangan Banyu Urip Blok Cepu, Bojonegoro, Jatim.Foto :Runi/Rni
Komisi VII DPR RI optimis lifting minyak akan meningkat dengan tersedianya teknologi baru pendingin suhu (cooler) untuk menghasilkan produksi minyak di lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, yang dioperatori oleh Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL).
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam menuturkan, sebelum adanya teknologi pendingin produksi minyak antara siang dan malam berbeda. Jika sebelumnya, rata-rata produksi di siang hari hanya 190 ribu barel per hari dan di malam hari menghasilkan 207 hingga 208 ribu barel per hari.
“Dengan tersedianya cooler produksi minyak bisa mencapai 220 ribu barrel perhari. Kenaikan tersebut sudah menjadi bukti nyata bahwa dengan adanya inovasi teknologi, keinginan dalam meningkatkan lifting minyak bisa terbukti,” papar Ridwan saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Blok Cepu, Bojonegoro, Jatim, Sabtu (06/10/2018).
Di sisi lain, legislator Partai Golkar ini berharap keadaan cuaca tidak lagi mempengaruhi jumlah hasil minyak mentah yang diproduksi, sehingga tetap menambah pemasukan negara. “Saya inginkan hingga akhir tahun 2018 bisa mencapai 800 ribu barel per hari. Kita mendorong pemerintah bisa kerja lebih serius, terutama SKK Migas agar bisa lebih optimal,” harap legislator dapil Jawa Timur V itu.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII DPR RI Bara K. Hasibuan mengatakan pemerintah harus kreatif dan mampu mencari terobosan baru untuk meningkatkan lifting minyak. “Menggunakan teknologi cooler bisa menaikkan produksi secara signifikan. Kita dorong SKK Migas, Kementerian ESDM agar bisa lebih kreatif lagi agar bisa meningkatkan produksi secara signifikan," jelas Bara.
Hal ini diperlukan, lanjut legislator PAN itu, mengingat pemerintah masih mengimpor minyak setiap harinya, sekitar 1500 barel per hari. Sementara, yang diproduksi hanya 750 ribu barel. “Ini momentum bagi pemerintah bersama SKK Migas agar bisa mencari terobosan-terobosan di bidang minyak dan gas,” tandas legislator dapil Sulut itu.
Sementara itu, Presiden dan General Manager Perusahaan Exxon Mobil Louise Mckenzie menyambut baik kedatangan Tim Komisi VII DPR RI. Menurutnya, kunjungan tersebut sebagai bentuk dukungan yang sangat besar untuk memperbaiki serta meningkatkan produksi lifting minyak.
“Komisi VII sangat suportif terhadap operasi dan lifting kami. Kami sangat mengapresiasi mereka meluangkan waktu untuk memahami dan membantu kami. Kami memiliki sejarah panjang dengan Komisi VII, dengan menjadi pendukung yang kuat dan mereka juga men-support operasi kami. Kami harap hal ini akan terus berlanjut,” ucapnya.
Kepada Komisi VII DPR RI, ia menjelaskan alur mekanisme produksi lifting minyak khususnya kendala teknis yang ditemui di lapangan. Menurutnya, teknologi pendingin atau cooler dapat meningkatkan jumlah produksi.
“Saya rasa ini adalah hal yang harus terus kita fokuskan. Saya ingin sekali belajar dari yang lain dan berdiskusi lebih banyak, dan juga berbagi pengetahuan dan pembelajaran mengenai seluruh area tersebut. Dan saya berharap rasa kemitraan terus selalu ada, terus berdiskusi mengenai apa yang dapat kita lakukan untuk men-support Indonesia," tutupnya. (rni/ann/sf)