Masyarakat Seharusnya Bisa Investasi Pembangunan Perkeretaapian
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo saat nenimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI, Surabaya, Jatim, Kamis (11/10/2018). Foto : Agung/Man
Komisi V DPR RI berharap masyarakat dapat ikut serta dalam investasi pembangunan sarana dan prasarana perkeretaapian, serta dapat menikmati keuntungan dari berkembangnya perkeretaapian Indonesia. Wakil Ketua Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menjelaskan, pembiayaan dan dana investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan sarana dan prasarana perkeretaapian Indonesia sangat besar.
“Ini butuh pemikiran agar pendanaan-pendanaan itu bisa bukan hanya mengandalkan loan (hutang) investasi asing,” katanya usai nenimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI dengan Dirjen Perkeretaapian Zulfikri di Balai Tenik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur, Surabaya, Jatim, Kamis (11/10/2018).
Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mencontohkan, nilai investasi untuk kereta cepat Jakarta-Surabaya menelan anggaran hampir Rp 300 triliun. Saat ini, dimana menurut penelitian ada lebih 10 juta orang kelas menengah atas baru, jika mereka mau menginvestasikan Rp 10 juta saja per orang, bisa terkumpul Rp 100 triliun.
“Kalau Rp 20 juta per orang, bisa terkumpul Rp 200 triliun, maka akan selesai pembiayaan kereta cepat Surabaya-Jakarta. atau MRT yang ada di Jakarta dengan dana investasi Rp 17 triliun. Saya kita warga Jakarta yang berjumlah 13 juta penduduk itu, dan Rp 10 jutanya saja investasi untuk MRT sudah terkumpul Rp 100 triliun,” tuturnya.
Untuk itu, imbuh legislator dapil Jawa Timur itu, maka dibutuhkan lembaga yang bisa mengatur ini. Ada skema public bond atau bank rakyat untuk infrastruktur kereta api. Ini perlu dibuat, agar ada partisipasi masyarakat aktif. Jadi penduduk Indonesia bisa berpartisipasi jadi nasabahnya. Terutama yang berpenghasilan di atas 10 juta per bulan.
“Mereka akan mensisihkan dana tabungannya Rp 1 juta per bulan untuk pembangunan kereta api, dan kalau untung dananya akan kembali ke mereka lagi. Sehingga yang menikmati hasil perkembangan pembangunan perkeretaapian adalah masyarakat Indonesia, bukan Jepang dan China karena investasinya dari Jepang dan China,” tegasnya sembari berharap perkeretaapian Indonesia lebih maju dengan progres yang lebih signifikan. (as/sf)