Komisi V Ingin Pastikan Pembangunan Bandara NYIA Berjalan Baik
Ketua Tim Kunjungan Spesifik Komisi V DPR, Sigit Sosiantomo saat mengunjungi bandara New Yogjakarta International Aoprport (NYIA), Jumat (26/10). Foto : Ayu/Man
Komisi V DPR RI ingin memastikan progres pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Provinsi DI Yogyakarta berjalan dengan baik. Wakil Ketua Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menjelaskan, sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), rencananya bandara ini akan dioperasikan April tahun mendatang.
“Kami ingin memastikan progress pembangunan bandara baru Yogyakarta atau NYIA ini berjalan dengan baik. Karena ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional yang menurut jadwal dalam Perpres akan dioperasikan pada April tahun 2019 mendatang,” jelas Sigit saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI mengunjungi Bandara NYIA, DI Yogyakarta, Jumat (26/10/2018).
Tidak hanya itu. Komisi V DPR RI juga ingin memastikan bahwa dalam proyek pembangunan bandara tersebut memikirkan atau mempersiapkan ketika terjadi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. Mengingat lokasi bandara tersebut tepat di bibir pantai Glagah. Sebagaimana gempa di Palu beberapa waktu lalu yang kerugiannya sekitar Rp 14,3 triliun.
“Selain itu, kami juga ingin memastikan bagaimana mitigasi terhadap potensi bencana, perlu ada yang harus dipikirkkan dan dipersiapkan dari bangunan bandara. Seperti gempa dan tsunami di Palu beberapa waktu lalu yang kerugiannya mencapai lebih dari Rp 14,3 triliun,” tambah Sigit.
Pada kesempatan itu, Direktur Utama Angkasa Pura I Zufaik Fahmi yang juga didampingi oleh Direktur Teknik Angkasa Pura I Lukman F Laisa meyakini bahwa pembangunan bandara baru Yogyakarta itu berjalan dengan baik. Berbagai persiapan yang terkait pada antisipasi adanya bencana juga sudah direncanakan dengan baik lewat disain struktur bandara yang didisain untuk mitigasi terhadap tsunami dan gempa.
“Struktur bandara didesain untuk mitigasi terhadap tsunami dan gempa. Dari BMKG diperkirakan jika ada gempa di daerah tersebut tidak lebih dari 6 SR, sementara bangunan bandara dibuat untuk tahan terhadap gempa berkekuatan 8,8 SR. Begitupun tinggi gelombang tsunami yang diperkirakan tidak lebih dari 9 meter, sementara kami rencanakan bangunan ini akan mampu menahan gelombang tsunami hingga 12 meter. (ayu/mp/sf)