Komisi V Apresiasi Ajaran BP2TD Bali
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ibnu Munzir saat mengunjungi Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD).di Gianyar Provinsi Bali.Foto :Nadya/rni
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ibnu Munzir mengapresiasi adanya Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) Bali yang dirasa cukup representatif secara teknis, penugasan tugas pokok dan fungsi, hingga kekompakan para tarunanya. Balai Diklat ini juga menuntun dan mengajarkan mengenai pelaksanaan tugas kepada taruna, selaku petugas Dinas Perhubungan di lapangan.
“Mereka sudah menguasai tidak hanya rambu dan peraturan lalu lintas, tapi juga kendaraaan, mulai dari hal-hal kecil sampai sistem yang berlaku terhadap kendaraan itu. Saya kira ini akan sangat penting artinya bagi seorang taruna atau PNS yang sedang dilatih di sini,” kata Ibnu usai meninjau BP2TD Bali bersama Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI, di Gianyar, Provinsi Bali, Kamis (01/11/2018).
Selanjutnya, Ibnu juga berpesan, bekal yang harus dimiliki oleh para taruna yang melakukan diklat dalam menjalankan tugas-tugasnya ke depan adalah kekompakan, memiliki jiwa korsa, semangat yang tinggi dan kedisiplinan. Ia meniali persiapan dan kesiapan BP2TD Bali baik secara kurikulum, sarana dan prasarana semuanya dirasa sudah cukup memadai bagi mendidik seorang tenaga ahli di bidang perhubungan darat.
Namun, hal lain yang menjadi masalah menurut legislator Partai Golkar itu adalah perluasan dari wilayah atau area balai pelatihan itu sendiri. Menurutnya dengan jenis pendidikan dan aktifitas di dalamnya, maka harus ada upaya untuk memperluas wilayah BP2TD Bali agar jauh lebih bermanfaat.
Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI Sadarestuwati lebih menyoroti adanya pelatihan juga bagi masyarakat sekitar, khususnya pelatihan juru parkir. Hal ini menurut Estu, biasa ia disapa, merupakan hal yang sangat bagus, karena sudah seharusnya balai pelatihan atau sekolah perhubungan yang ada saat ini mengadakan diklat bagi masyarakat. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan budaya berkendara yang baik di jalan.
“Seluruh sekolah perhubungan harusnya mengadakan diklat seperti itu, bukan hanya di Bali saja, karena sekolah pendidikan untuk perhubungan ini kan cukup banyak. Nah seandainya ini dilakukan secara terus menerus, saya yakin kesadaran masyarakat untuk melakukan budaya berkendara akan ebih baik, termasuk mengatur ketika mereka menggunakan fasilitas umum, seperti halnya tempat parkir, dan lain-lain,” ungkap Estu.
Karena legislator PDI-Perjuangan itu menilai, salah satu faktor kemacetan disebabkan adanya perilaku tidak bijak dalam memarkir kendaraan di fasilitas umum, sehingga masih banyak sekali daerah yang semrawut yang asal menaruh kendaraannya di pinggir jalan.
“Ini harus terus dilakukan, karena tidak bisa hanya dilakukan sekali 2 kali, tetapi harus kontinyu terus menerus, jadi memang dibutuhkan anggaran yang lebih. Ini menjadi tugas kami untuk memberikan support anggaran kepada Ditjen Perhubungan Darat,” tutup Esty. (ndy/sf)