Perlu Sinergi Antara Lembaga Diklat Pelaut, Perusahan Pelayaran dan Galangan Kapal
Anggota Komisi V DPR RI Neng Eem Marhamah Zulfah Hiz saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke Manado, Sulawesi Utara, Kamis (29/11/2018). Foto : Andri/Man
Anggota Komisi V DPR RI Neng Eem Marhamah Zulfah Hiz menekankan, agar kualitas pendidikan dan pelatihan (diklat) kepelautan di Indonesia baik, perlu adanya sinergi bersama antara lembaga diklat, perusahaan pelayaran dan galangan kapal. Kualitas pelaut Indonesia harus terus ditingkatkan, agar mampu bersaing di global, sekaligus menyumbang devisa untuk negara.
“Para pemegang kebijakan harus satu kata. Bagaimana pola diklat kepelautan yang terbaik, dengan mengakomodasi seluruh kepentingan yang ada. Lembaga diklat pelaut, perusahan pelayaran dan galangan kapal harus bersinergi,” kata Neng Eem saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke Manado, Sulawesi Utara, Kamis (29/11/2018).
Melalui sinergi tersebut, diharapkan bisa mewujudkan konsep link and match antara dunia pendidikan dengan lapangan kerja. “Lembaga diklat pelaut ke depan harus mampu menghasilkan lulusan diklat yang terbaik, sesuai kebutuhan pengguna (end user) baik pelayaran atau galangan kapal,” harap Neng Eem.
Ia mengaku menerima keluhan dengan adanya peraturan International Maritime Organization (IMO), para pelayar yang sudah bekerja ini diharuskan untuk melakukan sertifikasi internasional, dan akhirnya mereka harus berhenti untuk mengambil pendidikan sertifikasi itu. Namun ketika mereka kembali untuk bekerja posisi mereka sudah terisi oleh orang lain.
“Pemerintah sebagai regulator harusnya mempermudah. Misal dengan menggunakan sertifikasi online, agar para pelayar yang sudah bekerja di kapal pesiar tidak harus berhenti untuk mengambil pendidikan sertifikasi itu,” tandas legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Salah satu kelemahan dan tantangan pelaut asal Indonesia, menurut Neng Eem, perlunya peningkatan kualitas dan kemampuan teknis si pelaut, baik di bagian dek atau mesin. “Kemudian mereka diperkuat dengan kemampuan Bahasa Inggris yang lebih bagus paling tidak dibandingkan saat ini,” jelas Neng Eem.
Lebih lanjut Neng Eem menerangkan, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil pelaut ternama dunia. Namun, kualitas pelaut Indonesia cenderung menurun dibandingkan tahun sebelumnya. “Faktanya, banyak pelaut-pelaut Indonesia gagal bersaing dan tidak diterima bekerja di perusahaan pelayaran kelas dunia,” jelas Neng Eem.
“Lembaga diklat pelaut perlu bersinergi dengan pihak perusahaan pelayaran dan galangan kapal, seperti apa dan bagaimana sosok pelaut yang dibutuhkan. Kemudian lembaga diklat memperbaiki dan meningkatkan diklat serta menambahkan dengan fasilitas praktik yang memadai sesuai dinamika di lapangan,” harap Neng Eem.
Industri pelayaran dan galangan kapal di dunia makin maju dan modern. Pelaut Indonesia harus bisa mengantisipasi dan mempersiapkan mereka sesuai dinamika dan kemajuan Iptek khususnya di bidang kemaritiman termasuk industri perkapalan,” tandas legislator dapil Jawa Barat itu. (man/sf)