Komisi V Dorong Penyelesaian Fasilitas Bandara Ahmad Yani Semarang
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ibnu Munzir. Foto: Naefuroji/od
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ibnu Munzir mendukung penyelesaian pembangunan berbagai fasilitas pendukung Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang oleh Angkasa Pura I guna melengkapi operasional bandara dan memberikan rasa nyaman bagi para penumpang.
Hal tersebut diungkapkan Ibnu memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI dengan Direksi Angkasa Pura I, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, BMKG, BNPP/Basarnas, dan LPPNPI (AirNav) di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Senin (17/12/2018).
Legislator Partai Golkar ini juga mengapresiasi kinerja Angkasa Pura I sebagai operator bandara dalam mengelola terminal baru Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani yang belum lama diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 7 Juni 2018 lalu.
“Secara umum kami melihat operasional Bandara ini sudah berjalan dengan baik, walaupun di sana-sini masih terus dikerjakan proses pembangunan sarana dan prasarana pendukung bandara seperti tempat parkir, masjid serta berbagai ornamen artistik penghias bandara," imbuh Ibnu.
Legislator asal Daerah Pemilihan Sulawesi Barat ini juga menilai Bandara internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang sudah beroperasi sesuai harapan masyarakat. Laporan dari Angkasa Pura I progres terkini pembangunan bandara sudah mencapai 91,2 persen, hanya tinggal menyelesaikan sarana dan prasarana pendukung.
“Pengembangan bandara yang menelan investasi lebih dari Rp 2 triliun ini murni investasi pihak Angkasa Pura I tanpa menggunakan APBN untuk mengatasi problem ‘lack of capacity’ di terminal lama. Sebelumnya, kapasitas terminal hanya mampu menampung 800 ribu penumpang per tahun, namun harus melayani 4,4 juta penumpang pada 2017 lalu,” tandas Ibnu.
Direktur Teknik PT. Angkasa Pura I Lukman F. Laisa dalam paparannya menyebutkan bahwa kapasitas bandara baru saat ini mampu menampung 6,9 juta penumpang per tahun. Apron baru yang mampu menampung 12 pesawat, fasilitas 30 check-in counter, 8 eskalator, 8 elevator, serta 3 buah garbarata, diharapkan pengguna jasa bandara akan semakin nyaman berada di bandara.
Pertumbuhan penumpang yang mencapai 10 persen setiap tahunnya telah memposisikan Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang sebagai bandara bisnis yang potensial. “Penyempurnaan nama Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang juga merupakan momentum bagi Angkasa Pura I untuk terus menyempurnakan pelayanan di bandar ini," tutup Lukman.
Diketahui, Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang mulanya bernama Pelabuhan Udara Kalibanteng, yang digunakan sebagai pangkalan udara TNI Angkatan Darat. Sejak 1 Oktober 1995, Angkasa Pura I mulai mengelola bandara tersebut untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan seiring perubahan status sebagai bandara sipil.
Kunker Reses ini juga diikuti oleh Anggota Komisi V DPR RI Yoseph Umar Hadi, Alex Indra Lukman, Sudjadi, Henky Kurniadi, Mohammad Idham Samawi, dan Rahmat Nasution Hamka dari PDI-Perjuangan, Daniel Mutaqien Syafiudin (Golkar), Subarna (Gerindra), Sungkono (PAN), Nur Yasin (PKB), Mahfudz Abdurrahman (PKS), Wardatul Asriah (PPP), dan Soehartono (NasDem). (oji/sf)