Pertumbuhan Ekonomi Bali Andalkan Pariwisata dan Perdagangan

19-12-2018 / KOMISI XI
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir bertukar cenderamata dengan mitra kerja di Bali. Foto: Agung/od

 

 

 

Komisi XI DPR RI menyambut baik semakin baiknya tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali selama ini ditunjang dari sektor pariwisata dan perdagangan, tanpa mengandalkan sumber daya mineral dan migas. Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir mengatakan, pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tersebut merupakan hasil kontribusi berbagai pihak, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

 

“Tingkat ekonomi lebih baik dari daerah lain. Itu menunjukan bahwa keterpaduan antar institusi di beberapa bidang penunjang sektor ekonomi di sini sudah berjalan dengan baik. Artinya aparatur penyelenggaraan pemerintah di sini sudah sesuai dengan tupoksinya,” katanya usai memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi XI dengan sejumlah mitra kerja di di Kantor Perwakilan BI, Denpasar, Bali, Jumat (14/12/2018).

 

Dalam pertemuan itu dihadiri Deputi Gubernur Bank Indonesia, Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan, Kepala Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan, Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik, Deputi Penyelenggaraan Keuangan Daerah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, dan jajaran Pemerintah Provinsi Bali.

 

Berdasarkan data yang dirilis BPS Provinsi Bali pada 5 November 2018, pertumbuhan ekonomi Bali tumbuh sebesar 6,24 persen (yoy) pada Triwulan III 2018. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh tumbuh sebesar 6,09 persen (yoy). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi tercatat pada lapangan usaha konstruksi sebesar 11,77 persen. Sedangkan, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi tercatat pada komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 14,18 persen.

 

Legislator Partai Amanat Nasional (PAN) ini memandang bahwa Bali adalah sebagai contoh project nasional yang mampu menghadirkan ekonomi tanpa banyak dicampurtangankan oleh comparative advantage (keunggulan) dari pada sumber daya alam mineral dan migas.

 

“Jadi betul-betul kita tidak mengeluarkan energi yang besar untuk membangun Bali, karena dia hidup dari pariwisata dan perdagangan. Berbeda dengan daerah-daerah kita lain yang mengandalkan row material (bahan baku) seperti Kalimantan, Papua, beberapa bagian Sulawesi di luar Sulawesi Selatan, dan juga beberapa daerah di Sumatera,” tegas Hafisz. (as)

BERITA TERKAIT
Fathi Apresiasi Keberhasilan Indonesia Bergabung dalam BRICS, Sebut Langkah Strategis untuk Perekonomian Nasional
08-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Fathi, menyampaikan apresiasi atas pengumuman resmi yang menyatakan Indonesia sebagai anggota penuh...
Perusahaan Retail Terlanjur Pungut PPN 12 Persen, Komisi XI Rencanakan Panggil Kemenkeu
05-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun menegaskan pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu)...
Edukasi Pasar Modal Sejak Dini Dapat Meningkatkan Literasi Keuangan Generasi Muda
04-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Fathi menyambut baik usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menginginkan edukasi...
Anis Byarwati Apresiasi Program Quick Win Prabowo: Potensi Kebocoran Anggaran Harus Diminimalisasi
25-12-2024 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati, menyatakan apresiasi dan dukungannya terhadap komitmen Presiden Prabowo untuk menjadikan...