Komisi V Dukung INKA Penuhi Kebutuhan Kereta Api Dalam Negeri
Anggota Komisi V DPR RI Sadarestuwati berfoto bersama tim Kunspek usai meninjau PT. INKA di Madiun, Jawa Timur.Foto :Arief/rni
Anggota Komisi V DPR RI Sadarestuwati menyatakan, meskipun sampai hari ini Indonesia masih mengimpor gerbong-gerbong dari luar negeri, seperti dari Jepang beberapa waktu yang lalu, namun perkembangan PT. INKA (Persero) dalam memproduksi produk kereta api saat ini sangat luar biasa dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang lalu. Menurutnya, ini suatu pertumbuhan yang begitu pesat. Untuk itu, Komisi V DPR RI mendukung PT. INKA bisa memenuhi kebutuhan kereta api, khususnya dalam negeri.
“Kewajiban pemerintah untuk terus mendorong dengan mendukung dari sisi kemudahan untuk pembiayaan dan kemudahan untuk melakukan ekspor. Walaupun kita belum bisa 100 persen untuk mencukupi kebutuhan, khususnya engineering, tapi kita masih tercukupi 70 persen dari produk lokal. Kita tetap meminta kepada pemerintah ada suatu kebijakan khusus untuk PT. INKA untuk bisa memberikan kelonggaran untuk barang-barang yang diimpor khususnya untuk engineering-nya sendiri,” jelasnya saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI meninjau PT. INKA di Madiun, Jawa Timur, Rabu (23/1/2019).
Estu, sapaan akrab Sadarestuwati menambahkan, ada beberapa peralatan yang memang tidak bisa memproduksi sendiri dan harus mengimpor. Untuk impor peralatan perawatan mesin masih dikenakan pajak biaya masuk sebesar 17 persen. Dengan kebijakan yang diambil pemerintah untuk memberikan subsidi impor, diharapkan mempercepat pertumbuhan dari PT. INKA agar bisa bersaing dari sisi harga.
“PT INKA bisa terus bersaing bukan hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Karena di dalam negeri sendiri bahwa disampaikan sering terjadi kalah lelang karena memang produk yang dihasilkan lebih mahal dibandingkan dengan produk dari negara lain, seperti China dan India,” tandas legislator PDI-Perjuangan itu.
Estu mengapresiasi langkah PT. INKA yang bisa mengekspor lokomotif dan gerbong-gerbong kereta api ke negara Bangladesh yang jumlahnya cukup banyak sejak tahun 1992. “Melihat ekspor sebanyak sekarang ini saja cukup membangkitkan perekonomian daerah dan mereka akan ekspansi dengan membuat workshop di Banyuwangi. Ini juga pasti akan memberikan dampak sosial ekonomi di masyarakat sekitar karena penyerapan tenaga kerja. Dari sisi penyerapan tenaga di Madiun saja sudah sebayak 3.500 tenaga kerja,” tutup legislator dapil Jatim itu. (afr/sf)