Industri Farmasi Indonesia Rambah Pasar Internasional

13-03-2019 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Adang Daradjatun saat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke Provinsi Jawa Barat. Foto: Dep/rni

 

Anggota Komisi VI DPR RI Adang Daradjatun mengatakan, secara makro keuangan, PT. Biofarma (Persero) dan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam industri kefarmasian di Indonesia telah banyak mengalami kemajuan. Hasil produksi perusahaan plat merah tersebut memiliki pangsa pasar yang besar di dalam negeri, dan kini semakin  merambah ke pasaran internasional.

 

“Saya melihat kemajuan perusahaannya sudah sangat baik, karena memang pangsa pasar obat hasil produksi Biofarma dan juga Kimia Farma sangat besar dan memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat," ucap Adang di sela-sela agenda Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke Provinsi Jawa Barat, Rabu (13/3/2019).

 

Yang lebih menggembirakan, lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, selain masyarakat Indonesia, ternyata hasil produksi perusahaan BUMN itu sudah merambah ke luar negeri. Beberapa negara luar, khususnya yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI), telah bisa menerima produk-produk buatan Kimia Farma dan Biofarma.

 

“Meski demikian, ada beberapa tantangan yang  harus dihadapi, yakni tantangan yang berhubungan dengan bahan baku. Dimana bahan baku untuk keperluan produksi yang diimpor dari luar negeri jumlahnya masih cukup besar. Hal inilah yang perlu dipikirkan, yakni agar bisa mendapatkan produk yang bahan dasarnya berasal dari dalam negeri kita sendiri,” ujarnya.

 

Adang juga meminta agar pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap bidang riset dan penelitian, khususnya kepada PT. Kimia Farma dan PT. Biofarma, agar bisa meningkatkan serta memajukan hasil penelitiannya. “Saya mendorong Biofarma dan Kimia Farma bisa mencapai peringkat tiga besar, minimal di tingkat ASEAN. Ini merupakan sebuah peluang besar," tandas Adang.

 

Menurut legislator dapil DKI Jakarta III itu, masyarakat Indonesia perlu diberikan pemahaman dan keyakinan mengenai keunggulan khasiat dari produk Biofarma dan Kimia Farma yang tidak kalah baiknya dari produk obat kimia sejenis yang berasal dari luar negeri.

 

“Sebab obat hasil produksi Biofarma dan Kimia Farma sudah diakui oleh WHO (World Health Organization), sehingga tidak perlu lagi ada keraguan terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh Biofarma maupun Kimia Farma,” tutupnya. (dep/sf)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...