KOMISI V MINTA ANGKASA PURA I DAN II LAKUKAN PEMBENAHAN BANDARA-BANDARA
Komisi V DPR RI meminta PT Angkasa Pura I dan II melakukan pembenahan bandara-bandara di wilayahnya. Permintaan ini diajukan terkait dengan evaluasi sistem penyelenggaraan Bandara nasional dan internasional di lingkungan PT Angkasa Pura I dan II.
“Banyak bandara-bandara yang perlu dibenahi, seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang tidak memenuhi syarat dikatakan sebagai bandara internasional,” kata anggota F-PDI Perjuangan Sadarestuwati.
Hal ini mengemuka saat rapat dengar pendapat dengan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, PT Angkasa Pura I dan II, Selasa (8/2) yang dipimpin Wakil Ketua Komisi V DPR Muhidin M. Said.
Sadarestuwati berharap, kejadian-kejadian terdahulu seperti padamnya listrik, radar yang rusak, sering terjadinya delay pesawat karena kerusakan dan akibat lainnya yang sangat mengganggu kenyamanan bagi penumpang tidak terulang lagi.
Dengan kejadian tersebut, jika ditanyakan antara operator dan regulator saling melempar tanggung jawab. Dia berharap jangan ada lagi saling lempar tanggung jawab antara operator dan regulator.
Dia mengingatkan, bandara ini merupakan wajah dari bangsa ini, karena pertama kali orang masuk ke Indonesia yang diinjak adalah bandara. “Mohon dengan sangat bandara ini bisa ditata dengan rapi untuk kenyamanan dan keamanan bagi penumpang,” katanya.
Begitu juga dia melihat Bandara Ngurah Rai Denpasar yang juga termasuk bandara internasional tujuan wisatawan, saat ini kondisinya sudah tidak layak untuk sekelas bandara internasional. Pembenahan ini perlu segera dilakukan, mengingat Bali merupakan tujuan wisata nomor satu di Indonesia dan lalu lintas pesawat serta penumpang di bandara ini luar biasa banyaknya.
Sadarestuwati juga menanyakan apakah pengembangan dan perencanaan pembangunan beberapa bandara sudah mengacu pada pertumbuhan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, dia perlu menanyakan hal ini mengingat salah satu permasalahan di bandara adalah kapasitas bandara, dimana pertumbuhan pergerakan penumpang mencapai 12 persen dan pertumbuhan pesawat kira-kira 8 persen.
Karena melihat rencana pembangunan Bandara Kualanamu Medan, yang saat ini jumlah penumpangnya 6 juta, dan diprediksikan jumlah penumpang di tahun mendatang akan mencapai 8 juta orang.
Di sini perlu perencanaan yang matang, jangan sampai begitu pembangunan bandara selesai, akan ada permasalahan lagi yang menyangkut kapasitas terkait dengan jumlah penduduk dan pertumbuhan perekonomian.
Masalah keamanan dan kenyamanan bandara ini juga menjadi sorotan anggota dari Fraksi Partai Golkar Hikmat Tomet dan Rustanto Wahidi dari Fraksi Partai Demokrat. Bahkan, Rustanto menanyakan bagaimana Angkasa Pura dapat memberikan keamanan dan kenyamanan untuk bandara internasional sekelas Hotel Bintang V.
“Kalau kita ingin meningkatkan kualitas, seharusnya dari pelayanan di bandara ini harus ditingkatkan,” katanya. Tentunya, kita harus mulai merubah budaya lama dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi penumpang.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S. Sunoko menyampaikan rencana pengembangan bandara nasional/imternasional yang dikelola PT Angkasa Pura II.
Terkait dengan infrastruktur dan kapasitas, hampir seluruh bandara Angkasa Pura II mengalami lock of capacity, terkait dengan penambahan frekuensi penerbangan oleh maskapai.
Kondisi kepadatan di runway, apron dan terminal dapat berpengaruh pada keselamatan penerbangan dan kenyamanan pengguna jasa bandara, oleh karena itu pihaknya melakukan percepatan beberapa program kerja agar kondisi lock of capacity dapat segera teratasi.
Untuk merealisasikan rencana percepatan program pengembangan bandara, PT Angkasa Pura II pada tahun 2011 mengalokasikan anggaran investasi sebesar Rp 1,9 triliun dari total investasi sebesar Rp 2,4 triliun.
Khusus Bandara Soekarno-Hatta, angkasa Pura II menghadapi tantangan terkait kapasitas terminal penumpang. Kapasitas eksisting total 3 terminal Bandara Soekarno-Hatta adalah 22 juta penumpang per tahun.
Data penumpang tahun 2010 menunjukkan jumlah penumpang yang telah dilayani mencapai 44,3 juta penumpang atau 2 kali lipat dari kapasitas yang tersedia. Untuk mengatasi hal ini, pihaknya melakukan percepatan beberapa program kerja investasi.
Strategi jangka pendek yang dilakukan mencakup 5 (lima) hal pokok dalam rangka menuju World Class Airport. Ke lima hal pokok tersebut meliputi fasilitas, SDM, Standard Operating Procedure (SOP), lingkungan dan sosial serta law Enforcement.
Untuk Grand Design Bandara Soekarno-Hatta, yang sedang dikerjakan adalah program revitalisasi terminal meliputi sentralisasi check-in, renovasi, rehabilitasi dan restorasi terminal.
Di samping untuk meningkatkan kenyamanan penumpang, mobilitas penumpang dan keindahan terminal, revitalisai terminal ini diharapkan dapat meningkatkan space atau daya tampung penumpang di terminal.
“Kami ingin menjadikan Bandara Soekarno-Hatta sebagai kebanggaan bangsa Indonesia yang dapat memberikan pelayanan berkelas dunia, oleh karena itu tiada hentinya kami melakukan pembangunan dan perbaikan di semua sektor usaha,” katanya. (tt)/foto:iw/parle.