Revitalisasi BLK Diharapkan Mampu Imbangi Kebutuhan Industri
Anggota Komisi IX DPR RI Muhammad Iqbal Foto : Anne/mr
Anggota Komisi IX DPR RI Muhammad Iqbal mengatakan Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai tempat pelatihan harus mampu beradaptasi dengan kebutuhan pasar industri, terutama dalam mempersiapkan tenaga professional guna menghadapi era industri 4.0. BLK perlu menyesuaikan permintaan pasar industri yang cenderung berubah seiring perkembangan teknologi. Tak bisa dipungkiri, masih banyak BLK di daerah yang tertinggal jauh.
“Program pemerintah untuk revitalisasi BLK yang ada di Indonesia harus mengikuti zaman, yang mampu mengikuti perkembangan teknologi yang begitu pesat,” kata Iqbal saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IX DPR RI terkait Revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) dan pengembangan Latihan Kerja di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Jumat (17/5/2019).
Untuk mewujudkan hal tersebut, menurut politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, langkah pertama yang perlu dipersiapkan pemerintah adalah meningkatkan sarana dan prasarana BLK. “Banyak peralatan BLK yang sudah ketinggalan zaman, karena itu kita minta kepada pemerintah untuk merevitalisasi BLK yang ada, sehingga peralatannya dapat mengikuti kebutuhan zaman,” sambungnya.
Selain itu, ia juga menyoroti masalah kekurangan tenaga instruktur yang hampir merata di setiap daerah. Diperlukan kebijakan afirmatif pemerintah pusat untuk menyelesaikan masalah tersebut. “Masih banyak daerah yang mengeluhkan kekurangan tenaga instruktur, mereka meminta agar ada penambahan. Saya rasa ini masih menjadi PR pemerintah pusat untuk menambah jumlah instruktur,” imbuh politisi dapil Sumatera Barat II itu.
Kendati demikian, dalam pertemuan tersebut, dirinya memberikan apresiasi terhadap BLK Kulon Progo yang telah melakukan upaya-upaya pembinaan untuk memberikan keterampilan bagi calon pekerja. “Kami mengapresiasi kepada pemerintah daerah karena program-programnya sangat membantu masyarakat yang ada di Kulon Progo dalam rangka mengentaskan kemiskinan dan mengurangi tingkat pengangguran yang ada,” tutup Iqbal. (ann/sf)