Semen Indonesia Didorong Tingkatkan Proper
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam. Foto : Chasbi/mr
PT. Semen Indonesia yang telah berdiri sejak 30 tahun yang lalu di Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur dinilai positif dalam mengelola limbah, baik limbah dari emisi udara, air dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Namun, saat ini PT. Semen Indonesia hanya mendapat peringkat Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) Hijau. Untuk itu, Komisi VII DPR RI mendorong PT. Semen Indonesia meraih Proper Emas.
“Pabrik ini Propernya terus naik dan pernah mendapat Proper Emas pada tahun 2011-2012. Kita harapkan agar Semen Indonesia bisa menaikan Propernya dari Hijau menjadi Emas kembali. Terkait hal itu manajemennya harus lebih ditingkatkan,” ucap Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam saat memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja (Panja) Limbah dan Lingkungan Hidup Komisi VII DPR RI ke Tuban, Jatim, Selasa (21/5/2019).
Dulu, sambung politisi Partai Golkar itu, pabrik semen pertama di Jatim yakni pabrik Semen Gresik yang berada di perkotaan. Pada waktu itu memang Gresik belum menjadi kota, sehingga ketika Gresik telah menjadi kota, pabrik tersebut dipindah ke Tuban dengan alasan pencemaran udara. Bahkan rumah penduduk di sekitar pabrik terkena debu yang tebal karena pencemaran udara tersebut.
“Karena merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pabrik Semen Indonesia di Tuban ini bisa menjadi contoh bahwa industri ini bisa mendapat Proper Emas, ini merupakan salah satu hal positif. Dan kami harap Corporate Social Responsibilty (CSR)-nya juga lebih bermanfaat untuk masyarakat yang ada di sekitar Tuban, terutama dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, harus bisa menjadi penggerak ekonomi masyarakat Jawa Timur,” pungkas Ridwan.
Selain itu, ia melihat pabrik ini membutuhkan limbah B3 untuk ditampung dan dikelola menjadi bagian raw materials dari produk semen. Seperti contohnya sisa besi dari smelter, limbah rumah sakit, dan lain sebagainya. “Kami mendorong Semen Tuban agar lebih bermanfaat. Menurut informasi Pemprov Jatim sudah ada 400 ton sampah material, jika dikoordinasikan dan dikomunikasikan dengan baik, maka sampah tersebut bisa dikelola untuk ditampung menjadi energi di pabrik semen ini,” tutupnya. (cas/sf)