Komisi X DPR Prihatinkan Kondisi Perpustakaan di Kalbar
14-04-2011 /
KOMISI X
Komisi X DPR RI memprihatinkan kondisi perpustakaan di Propinsi Kalimantan Barat. Selain sarana dan prasaranya sangat terbatas, anggaran yang dialokasikan untuk perpustakaan ini juga sangat minim sekali.
Demikian disampaikan Zulfadhli saat memimpin pertemuan dengan Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Kalbar dan jajarannya, Rabu (13/4) di Kantor Dinas Pariwisata, Pontianak, Kalbar.
Menurut Zulfadhli, dasar hukum untuk perpustakaan inisudah kuat, dengan lahirnya UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Namun, katanya, Pemerintah Pusat dan juga Pemerintah Daerah kurang begitu memberikan perhatian serius terhadap alokasi dana perpustakaan ini.
Pemerintah Kalbar, hanya mengalokasikan dana sebesar 0,41 persen dari APBD daerahnya. “Bagaimana mungkin perpustakaan ini dapat maju dengan anggaran seminim itu,” katanya.
Zulfadhli menambahkan, alokasi dana yang diberikan untuk perpustakaan di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa kadang tidak adil. Di Pulau Jawa, orang yang begitu mudah mendapatkan buku karena took bukunya lengkap malahan mendapatkan alokasi dana yang lebih besar. Sebaliknya, di daerah luar Pulau Jawa, yang sangat sulit mendapatkan buku, perpustakaannya kondisinya memprihatinkan.
Zulfadhli berharap mudah-mudahan ke depan ada peningkatan yang cukup signifikan untuk perpustakaan ini. Komisi X DPR RI akan mendukung sepenuhnya kenaikan anggaran ini, agar perpustakaan ini menjadi perpustakaan yang layak.
Senada dengan itu, anggota Komisi X dari F-PPP Reni Marlinawati menegaskan bahwa perpustakaan merupakan telinga dan mata bangsa. Majunya sebuah perpustakaan merupakan cerminan dari bangsa yang cerdas. Jadi, kata Reni, sudah selayaknya Komisi X DPR RI mendukung kenaikan anggaran ini.
Kepala Badan Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi Kalbar, Marselinus Kutjai Apin membenarkan ada beberapa kendala yang dihadapi terkait dengan kondisi perpustakaan di wilayahnya.
Menurutnya, terbatasnya anggaran yang dialokasikan dapat menghambat percepatan pembangunan perpustakaanyang masih jauh dari memadai.
Selain itu, kataApin, terbatasnya ketersediaan sumber daya manusia (SDM), baik tenaga fungsional pustakawan maupun tenaga teknis pendukung lainnya.
Menurut Apin, terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia seperti kemampuan daya listrik, sarana ruang layanan anak, sarana bilik diskusi, sarana ibadah bagi pengunjung, kantin, mesin foto copy, ruang audio visual, sarana transportasi dan sarana ruangan kerja masih jauh dari memadai. Untuk itu, dukungan kenaikan anggaran dari Komisi X DPR RI sangat diharapkan untuk bersama-sama meningkatkan kemajuan perpustakaan di Propinsi Kalbar.
Apin menambahkan koleksi buku sampai Desember 2010 berjumlah 41.762 judul dan 125.286 eksemplar.
Walaupun dengan sarana dan prasarana yang terbatas, namun ada yang membanggakan dari Perpustakaan ini, dimana dalam sehari jumlah pengunjungnya mencapai 450 orang. (tt)