Tata Kelola Obat Perlu Diperbaiki

09-12-2019 / KOMISI IX
Anggota Komisi IX DPR RI Intan Fitriana Fauzi. Foto : Jaka/mr

 

Sering terjadi kekosongan obat di fasilitas kesehatan, baik Puskesmas maupun Rumah Sakit mendapat perhatian dari Anggota Komisi IX DPR RI Intan Fitriana Fauzi. Menurut Intan, kekosongan obat tidak  boleh lagi terjadi. Pasalnya yang akan terdampak adalah pasien. Untuk itu ia berharap ada perbaikan dalam tata kelola obat. 

 

“Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan ketersediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Maka ketersediaan obat harus terorganisasi secara efektif dan efisien,” ungkap Intan saat menerima Asosiasi Perusahaan Farmasi Multi Nasional (IPMG) di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, baru-baru ini.

 

Dijelaskan politisi PAN ini, berdasarkan aspirasi IPMG, terjadi kekosongan obat salah satunya disebabkan karena tunggakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terhadap perusahaan farmasi. Selain itu, mereka juga menyapaikan kegundahannya terkait isu perubahan mekanisme pengadaan obat yang dulu berada di Kementerian Kesehatan, ke depan diberikan kepada Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP).

 

“Perubahan mekanisme pengadaan obat menjadi keresahan bagi perusahaan farmasi. Jadi, dulu itu mekanismenya diatur oleh Kemenkes saat ini isu yang berkembang akan diserahkan ke LKPP. Menurut saya, dalam keadaan kekosongan obat perlu dipertimbangkan. Karena perpindahkan mekanisme ini akan semakin berdampak karena pengadaan obat tidak bisa serta merta langsung disiapkan ada tahapannya,” ungkapnya.

 

Ia menambahkan, jangan sampai masyarakat lagi yang terdampak. Pemerintah perlu memikirkan kembali rencana pemindahan mekanisme pengadaan obat. Terakhir, legislator dapil Jawa Barat VI itu mengatakan, jika masih terjadi kekosongan obat di fasilitas kesehatan, pihaknya akan membuat  Panitia Kerja  (Panja) tentang tata kelola obat untuk mengurangi permasalahan dan mencari solusi atas permasalahan ini. (rnm/sf)

BERITA TERKAIT
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Komisi IX Minta Masyarakat Tak Panik
10-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kesehatan terkait ditemukannya virus Human...
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Dukung Program MBG, Legislator Tekankan Pentingnya Keberlanjutan dan Pengawasan
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Pemerintah secara resmi meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 di 26 provinsi. Program...