Perlu Mitigasi Hadapi Resesi Ekonomi Global

21-12-2019 / KOMISI XI
Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan. Foto : Arief/mr

 

Pemerintah Indonesia perlu melakukan mitigasi menghadapi resesi ekonomi global tahun 2020. Perlambatan ekonomi dunia dan melesetnya angka pertumbuhan ekonomi nasional 2019-III sebesar 5,02 persen jadi sinyal agar pemerintah berhati-hati mengelola strategi ekonomi. Nyaris seluruh negara maju juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya masing-masing.

 

Perlambatan ekonomi global masih terus berlanjut. Belum lagi gejolak perang dagang AS-China terus mendistorsi permintaan ekspor terutama ekspor komoditas. Sinyalemen resesi ini diprediksi akan cukup berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020. Menurut Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan Menciutnya angka pertumbuhan ekonomi adalah sinyal adanya perlambatan.

 

“Menurut Bank Dunia ini disebabkan ketidakpastian ekonomi global, termasuk perang dagang AS-China, masalah Brexit yang tak kunjung usai, perang dagang Korea Selatan-China,8 hingga Isu penggulingan Presiden AS Donald Trump yang digulirkan Kongres AS kian menambah faktor ketidakpastian dan terus menekan perekonomian global," ungkap Heri dalam rilis yang diterima Parlementaria, Sabtu (21/12/2019).

 

Kewaspadaan jadi keniscayaan tahun 2020 yang dibayangi resesi. Apalagi Indonesia sedang dihadapkan pada lemahnya daya saing, kemiskinan, ketimpangan, dan sempitnya lapangan kerja. Tanpa pengelolaan yang baik, nasib ekonomi Indonesia dipertaruhkan di 2020. Defesit APBN 2019 juga jadi perhatian serius. Pada 2019 defisit melebar menjadi lebih dari 2,2 persen akibat perlambatan ekonomi. 

 

“Angka yang melenceng cukup jauh dari target sekitar 1,8 persen. Tanpa pengelolaan yang baik, bukan mustahil defisit melebar mendekati 3 persen yang menjadi batas maksimal yang disyaratkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara, mengingat laporan realisasi anggaran masih menggunakan cashbase," ungkap Heri.

 

Sementara berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan berbasis akrual (metode akuntansi yang mencatat penerimaan dan pengeluaran saat transaksi terjadi). Pemerintah perlu secara terbuka menegaskan sebetulnya berapa angka defisit APBN. Ini penting untuk melahirkan kepercayaan dan kredibilitas. (mh/sf)

BERITA TERKAIT
Fathi Apresiasi Keberhasilan Indonesia Bergabung dalam BRICS, Sebut Langkah Strategis untuk Perekonomian Nasional
08-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Fathi, menyampaikan apresiasi atas pengumuman resmi yang menyatakan Indonesia sebagai anggota penuh...
Perusahaan Retail Terlanjur Pungut PPN 12 Persen, Komisi XI Rencanakan Panggil Kemenkeu
05-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun menegaskan pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu)...
Edukasi Pasar Modal Sejak Dini Dapat Meningkatkan Literasi Keuangan Generasi Muda
04-01-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Fathi menyambut baik usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menginginkan edukasi...
Anis Byarwati Apresiasi Program Quick Win Prabowo: Potensi Kebocoran Anggaran Harus Diminimalisasi
25-12-2024 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati, menyatakan apresiasi dan dukungannya terhadap komitmen Presiden Prabowo untuk menjadikan...