Anggota DPR Dorong BLK Ciptakan Wirausahawan Mandiri
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo. Foto : Oji/mr
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengapresiasi program Pemerintah Pusat melalui Balai Latihan Kerja (BLK) Ambon dalam melahirkan calon-calon wirausahawan baru antara lain di bidang otomotif, desain grafis, teknologi informasi, bahasa, perhotelan dan lain-lain.
"Presiden Joko Widodo periode kali ini mencanangkan sebagai tahun pembangunan sumber daya manusia (SDM). Sehingga pengembangan BLK ini sejalan dengan cita-cita Presiden. Pendidikan informal dan vokasi melalui BLK menjadi solusi dalam menciptakan tenaga kerja siap pakai di berbagai industri," ungkap Rahmat Handoyo usai meninjau BLK Kota Ambon, di Maluku, Kamis (6/2/2020).
Ia menambahkan, BLK bisa menjadi lokomotif untuk menciptakan kader bangsa yang bersiap mandiri membangun wirausaha dan juga sebagai pekerja. Dari data yang disampaikan, sekitar 40 persen lulusan BLK diserap dunia industri maupun perusahaan. Jumlah tersebut dinilai Rahmad sudah cukup baik, karena sisanya bisa didorong dan disiapkan untuk menjadi wirausahawan baru sesuai bidang yang dikuasainya.
"Banyak juga lulusan BLK ini yang mendirikan usaha bengkel sendiri, usaha percetakan bagi yang belajar desain grafis. BLK memang didorong tidak hanya menciptakan SDM siap kerja, namun juga siap mandiri dengan menciptakan usaha sendiri," terang Handoyo.
Dirinya bangga output BLK yang berani berwirausaha secara mandiri. Ini menjadi solusi untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru ditengah banyaknya wirausaha mandiri yang tumbuh. Mereka perlu didorong agar mandiri dan belajar bekerja sama dengan dunia perbankan untuk dukungan permodalan. Ini juga perlu edukasi agar mereka bisa memanfaatkan pembiayaan yang disiapkan pemerintah.
"Saya mengusulkan agar pendidikan vokasi bukan hanya milik pemerintah saja, tapi mari kita libatkan seluruh stakeholder, baik swasta atau BUMN dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR). Kita aktifkan BLK-BLK yang jumlahnya ribuan di seluruh Indonesia untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan siap kerja," tandasnya.
Disamping itu, Maluku yang merupakan salah satu lumbung pangan sektor perikanan, maka generasi mudanya perlu didorong memanfaatkan itu dengan membangun industri kuliner perikanan. BLK Khusus yang membidangi masalah maritim sangat cocok dengan kondisi geografis Maluku. Bisa disiapkan pekerja-pekerja yang akan menjadi pelaut, baik untuk jasa pelayaran nasional maupun asing.
"Blok Masela yang sudah menjadi isu nasional menjadi peluang kerja putra-putri daerah yang harus disiapkan skill-nya sesuai kebutuhan. Sementara industri perikanan tangkap, perlu edukasi bagaimana mengolah hasil perikanan yang tahan lama dan menjadi komoditas kuliner yang menarik wisatawan," pungkasnya. (oji/es)