BUMN Sektor Maritim Harus Kedepankan Pelayanan Publik

11-02-2020 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Mukhtaruddin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan perusahaan BUMN sektor kemaritiman di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (10/2/2020). Foto : Azka/Man

 

Anggota Komisi VI DPR RI Mukhtaruddin menegaskan kepada perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor kemaritiman agar mengedepankan pelayanan publik yang baik kepada masyarakat dalam menjalankan bisnisnya. Ia meminta agar BUMN sektor maritim tersebut memiliki terobosan baru yang jelas dalam mengutamakan pelayanan masyarakat kemudian juga dalam kaitannya mendukung industri 4.0.

 

Hal tersebut disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan perusahaan BUMN sektor kemaritiman di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (10/2/2020). Menurut Mukhtar, terlebih pada PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dan Djakarta Lloyd sebagai penerima Public Service Obligation (PSO) dari Pemerintah, maka mereka harus mengedepankan kemudahan akses terhadap masyarakat.

 

“Apalagi Pelni dan ASDP adalah penerima PSO. Ya jadi sebagai penerima subsidi, khususnya Pelni tiket adalah subsidi. Oleh karena itu pelayanan publik sudah seharusnya ditingkatkan. Digitalisasi dan efisiensi di semua sektor saya kira semuanya harus dilakukan. Oleh karena itu semuanya ini harus mendukung industri 4.0. Jadi planning-nya ke depan itu harus mendukung industri 4.0 di sektor kemaritiman ini,” ujar Mukhtaruddin.

 

Politisi Fraksi Partai Golkar ini berharap terobosan tersebut nantinya juga dapat dikembangkan dalam rangka mendukung perpindahan Ibu Kota Negara (IKN). Sebab pada masa itu dikatakannya akan terjadi perputaran arus transportasi yang kuat, maka harus dipersiapkan secara rinci mengenai kebutuhannya. Untuk itu diharapkan ada business plan yang jelas dalam tahap pengembangan tersebut.

 

“Maka untuk mendukung wilayah pengembangan ibu kota negara, kan nanti banyak arus barang masuk, orang banyak datang, maka perlu rencana pengembangan bagaimana untuk di daerah pengembangan IKN ini. Bagaimanapun pelayanan itu diutamakan ke masyarakat baik kepada manusia maupun barang. Oleh karenanya, terkait dengan itu kami minta harus ada business plan ke depan pengembangan bagaimana mendukung IKN,” jelas legislator dapil Kalimantan Tengah itu. (er/sf)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...