Komisi VII Dorong Pengembangan Teknologi PTDI

15-02-2020 / KOMISI VII
Tim Kunspek Komisi VII DPR RI dipimpin Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu meninjau pesawat terbang buatan PTDI. Foto:Sofyan/sf

 

 

Komisi VII DPR RI mendorong berbagai pengembangan teknologi PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam memproduksi pesawat terbang. Sebagai satu-satunya perusahaan produsen pesawat terbang di Indonesia, Komisi VII DPR RI juga mendorong PTDI untuk mengoptimalisasi fungsi dan perannya dalam meningkatkan ketahanan dan pertahanan negara melalui berbagai teknologi yang dihasilkan oleh anak-anak bangsa.

 

“Kita ingin mengembangkan. (PTDI) Ini kan bagian dari industri strategis nasional. Sekarang juga kita punya Len (PT. Len Industri), dan ada pengembangan pesawat jenis N219, dan ada drone MALE Kombatan yang kita tinjau ini sebagai lanjutan RDP 3 Februari lalu,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke PTDI, Bandung, Jawa Barat, Jumat (14/2/2020).

 

RDP Komisi VII DPR RI dengan jajaran PTDI dan PT. Len Industri pada 3 Februari lalu membahas perkembangan komersialisasi N219 dan program pesawat udara nirawak (drone). RDP itu menghasilkan sejumlah kesimpulan, salah satunya Komisi VII DPR RI meminta Kepala LAPAN, Kepala BPPT dan Direktur Utama PTDI untuk menyampaikan secara detail dan komprehensif pengembangan drone MALE dan pesawat N219.

 

Politisi Partai Gerindra itu menambahkan, sejumlah kendala masih dihadapi PTDI dalam mengembangkan teknologi pesawat terbang dan nirawak, salah satunya political will dari Pemerintah dalam dukungan anggaran, mengingat keterbatasan anggaran yang dimiliki negara. Menurutnya, dengan adanya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU Sisnas Iptek), dapat mengintegrasikan kegiatan riset. Sehingga jika ditotal anggarannya cukup besar.

 

“Memang dalam kondisi keterbatasan (anggaran), ada yang menjadi prioritas. Saya kira bagian prioritas kita, riset menjadi satu hal untuk menuju visi SDM Unggul Indonesia Maju. Makanya, political will dari Pemerintah ini menjadi penting. Paling tidak untuk kepentingan dalam negeri, apa yang bisa dihasilkan PTDI, ya (diproduksi) PTDI saja. Mereka bisa produksi pesawat, drone, helikopter, untuk memantau kebakaran hutan,” jelasnya.

 

Selain dengan adanya regulasi UU Sisnas Iptek, ia juga melihat kehadiran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kegiatan riset seluruh stakeholder dapat terintegrasi, termasuk kepada sektor pertahanan. Sehingga, alutsista yang digunakan oleh militer Indonesia dapat diproduksi dalam negeri. Menurutnya perlu ada aspek proteksi teknologi yang ada pada alustsista Indonesia, sehingga pihak dari luar tidak bisa mengendalikan. Salah satunya, drone MALE Kombatan yang diproduksi PTDI, yang merupakan inovasi anak dalam negeri.

 

"Bayangkan kalau (MALE Kombatan) itu misalnya dibangun di luar negeri, mereka bisa macam-macam mengendalikan kita. Oleh karena itu, kita ingin mendorong Pemerintah untuk mengakselerasi, optimalisasi keberadaan dari industri strategis kita. Ada PTDI maupun LEN, supaya yang bisa diproduksi dalam negeri, bisa untuk kebutuhan dalam negeri. Baik untuk bidang pertahanan dan lainnya,” jelas legislator dapil Sumut II itu.

 

Sementara terkait bidang energi yang merupakan lingkup kerja Komisi VII DPR RI, Gus Irawan menilai teknologi yang dibuat PTDI bisa digunakan untuk kepentingan mendapatkan lokasi cadangan-cadangan minyak dan gas, serta potensi-potensi lainnya. Dalam kesempatan itu, Komisi VII DPR RI juga sempat meninjau sejumlah pesawat buatan PTDI, seperti CN235, N219 atau yang juga dikenal Nurtanio, serta drone MALE Kombatan. Gus Irawan meminta seluruh pihak terkait pakai dan bangga pakai produk buatan anak bangsa.

 

Sementara, Direktur Utama PTDI Elfien Guntoro berharap melalui kunjungan ini dapat memberikan informasi produk-produk yang dikembangkan PT. DI. “Kami yakin dengan bantuan Komisi VII DPR RI sangat mendukung baik langsung maupun tidak langsung produk hasil karya bangsa ini termasuk pesawat terbang buatan PT. DI ini akan mampu bersaing dipasar global dan tentunya akan mengembangkan buat negara kita,” jelasnya.

 

Kunspek ini juga diikuti Anggota Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam dan Gandung Pardiman dari Partai Golkar, Moreno Soeprapto dan Mulan Jameela  dari F-Gerindra, Zulfikar Hamonangan (F-PD), Saadiah Uluputty (F-PKS), Andi Yuliani Paris (F-PAN), dan Anwar Idris (F-PPP). Turut mendampingi Dirjen Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan BRIN, Kabalitbang Kementerian Pertahanan, perwakilan BPPT, LAPAN, serta PT. Len Industri. (sf)

BERITA TERKAIT
Program MBG Diluncurkan: Semua Diundang Berpartisipasi
06-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Gizi Nasional dijadwalkan akan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari ini, Senin, 6 Januari 2025....
Komisi VII: Kebijakan Penghapusan Utang 67 Ribu UMKM di Bank BUMN Perlu Hati-Hati
04-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyoroti rencana pemerintah yang akan menghapus utang 67 ribu...
Pemerintah Diminta Tingkatkan Daya Saing Produk UMKM dan Ekonomi Kreatif Indonesia
03-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini dituntut untuk menata dan...
Dina Lorenza Dukung Kenaikan PPN: Harus Tetap Lindungi Masyarakat Menengah ke Bawah
24-12-2024 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza mendukung rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen...