Anggota Komisi V DPR RI Muhammad Aras dan Hamka Baco Kady foto bersama  usai memimpin audiensi Komisi V DPR RI dengan Komisi D DPRD Sulsel, di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (19/2/2020). Foto : Andri

Anggota Komisi V DPR RI Muhammad Aras dan Hamka Baco Kady menerima kunjungan audiensi Komisi D DPRD Provinsi Sulawesi Selatan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Sulsel Hengki Yasin. Pada audiensi tersebut, beberapa kejadian yang cukup luar biasa terjadi di Sulsel, khususnya abrasi yang terjadi di salah satu wilayah Sulsel, yaitu Kabupaten Takalar. Aras mendorong Pemerintah segera mencairkan dana yang tersedia agar dapat segera mengatasi keluhan masyarakat Sulsel terutama dalam penanganan abrasi.

Hal tersebut diungkapkan Aras  usai memimpin audiensi Komisi V DPR RI dengan Komisi D DPRD Sulsel, di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (19/2/2020). “Karena, di Kabupaten Takalar hampir tiap tahun tergerus beberapa meter. Sementara ini, daerah perkampungan di Takalar terbilang cukup padat. Sehingga, kami mengkhawatirkan rumah-rumah akan hanyut, pun rumah-rumah ibadah juga berpotensi ikut hanyut. Termasuk juga fasilitas umum yang berpotensi rusak. Sehingga, kita berharap bahwa dananya akan segera diturunkan agar apa yang menjadi keluhan masyarakat bisa teratasi,” ujar Aras.

Tak hanya itu, politisi Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) tersebut menegaskan juga akan memperjuangkan penambahan anggaran untuk Sulsel. “Tentu, kita berharap, dengan masukan-masukan dari teman-teman kita berharap untuk pembahasan tahun ini kita bisa tambahkan anggaran Sulsel untuk tahun depan. Sehingga, kendala yang memang membelit kita hari ini kekurangan anggaran tahun depan bisa terselesaikan dengan bisa menganggarkan anggaran semaksimal mungkin,” tandas legislator dapil Sulsel II itu.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Sulsel Hengki Yasin mengungkapkan tujuan kunjungan ini untuk menyampaikan aspirasi kepada Komisi V DPR RI, perihal dukungan penambahan anggaran untuk wilayah Sulsel. “Karena, contohnya Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang yang mengerjakan tanggul penahan abrasi itu menyampaikan kepada kami bahwa anggarannya tidak tersedia secara maksimal.  Sehingga, kami hadir disini mudah-mudahan bisa menjadi penguat untuk menambahkan anggaran sesegera mungkin secara lebih banyak kepada untuk mengatasi kejadian tersebut,” papar Hengki. (pun/sf)