Alutsista Kodam BB Perlu Peremajaan
Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI dengan Pangdam Bukit Barisan Mayjen MS. Fadhilah, di Medan. Foto : Arief/mr
Alat Utama Sistem Pertahanan (alutsista) milik Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan (BB), Sumatera Utara, sangat tertinggal. Anggota Komisi I DPR RI Rudianto Tjen menilai butuh peremajaan persenjataan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan saat ini. Persenjataan yang ada usianya sudah tua, rata-rata diproduksi tahun 1940-1950.
“Kalau kita lihat, alutsistanya sangat tertinggal jika dibandingkan dengan kebutuhan yang ada di lapangan. Kita lihat senjata-senjata menengah berat itu ternyata keluaran tahun 1950-an dan 1940-an. Itu udah out of date,” kata Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI dengan Pangdam Bukit Barisan Mayjen MS. Fadhilah, di Medan, Senin (3/3/2020).
Politisi PDI-Perjuangan itu memastikan, sudah menjadi tugas Komisi I DPR RI untuk memberi perhatian soal ini. Kelak Komisi I DPR RI akan menyampaikannya kepada Pemerintah, dalam rapat kerja dengan Kementerian Pertahanan maupun Panglima TNI di Senayan. Perlu perencanaan konprehensif untuk memperbarui persenjataan Kodam Bukit Barisan ini.
Dalam kondisi perang, mungkin Kodam ini tak siap, karena sistem pertahanannya ketinggalan zaman. “Saya pikir ini memang tugas Komisi I untuk menyampaikan ke tingkat pusat supaya mempunyai perancanaan yang komprehensif seandainya negara kita dalam kondisi perang,” khawatir legislator dapil Bangka Belitong itu.
Modernisasi peralatan perang sangat dibutuhkan untuk sistem pertahanan negara ke depan. Menurut Rudianto, butuh waktu jangka panjang untuk belanja alutsista yang memadai. “Mungkin di waktu mendatang tidak ada perang, tetapi harus kita persiapkan dari sekarang. Seandainya mendadak ada perang bagaimana kita harus menghadapinya. Negara tetangga juga akan sungkan kalau kita punya peralatan pertahanan lengkap,” ungkap Rudianto. (afr/sf)