Laporan Keuangan BUMN Harus Tetap Relevan
Anggota Komisi VI DPR RI Amin AK. Foto : Azka/Man
Wabah Covid-19 sangat berdampak kepada seluruh kekayaan perusahaan, tak terkecuali perusahaan BUMN. Sebab dengan menurunnya pendapatan perusahaan, tidak sebanding cost operasional yang dikeluarkan di tengah pandemi ini. Di tengah badai ini, Anggota Komisi VI DPR RI Amin AK mengingatkan agar para perusahaan BUMN tetap relevan perihal penyajian laporan keuangannya.
Hal tersebut ia sampaikan ketika Komisi VI DPR RI melakukan rapat dengar pendapat secara virtual dengan BUMN sektor energi, Kamis (16/4/2020). Amin berharap laporan keuangan nantinya tidak dihias sedemikian rupa (di make-up) oleh BUMN, agar seluruh stakeholder dapat melihat fakta bahwa memang BUMN ini mengalami penurunan berarti.
“Saya minta ke depan dampak dari wabah Covid-19 ini nanti dalam laporan keuangan itu diungkapkan secara full disclosure tidak ada make up terhadap laporan keuangan ini. Bahwa memang BUMN ini mengalami penurunan yang berarti dalam hal laba misalnya malah rugi karena terdampak ini,” tegas politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) ini.
Menurutnya selama ini sering ia saksikan ada beberapa BUMN yang kerap mempercantik laporan keuangannya untuk sekedar menutupi permasalahan internal yang terjadi. Ia berharap hal tersebut tidak dilakukan karena memang kondisi pandemi ini dampaknya sangat terasa di seluruh perusahaan BUMN terutama yang memiliki utang dalam bentuk dollar Amerika Serikat (AS).
“BUMN kita khususnya Pertamina dan PLN ini memiliki utang yang sangat besar dan sebagian besar dalam bentuk dolar sementara dolar sekarang pada saat yang bersamaan naik secara signifikan dan ini saya minta ke depan dampak dari wabah Covid ini nanti dalam laporan keuangan itu diungkapkan secara gamblang saja. Jangan masih melakukan revaluasi aset, sehingga wajah balance sheet kita tetap masih bagus,” tukas legislator dapil Jawa Barat IV itu. (er/sf)