LKBN Antara Diminta Tetap Eksis

06-05-2020 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi. Foto : Azka/man

 

Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi menilai Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara merupakan media Pemerintah yang memiliki nilai sejarah yang besar yang masih berdiri hingga saat ini. Namun nama besar tersebut seakan terbenam di balik masifnya perkembangan teknologi informasi digital. Untuk itu Baidowi mendorong kreativitas para pegawai LKBN Antara untuk tetap eksis di bidangnya.

 

Hal tersebut ia nyatakan dalam rapat Komisi VI DPR RI dengan PT. Telkom Indonesia dan LKBN Antara membahas langkah penanggulangan Covid-19 secara virtual, pada Selasa (5/5/2020). Menurut politisi yang akrab disapa Awi ini, dalam memproduksi berita di era modern ini dibutuhkan kecepatan dengan tetap memperhatikan data dan fakta. Hal ini menurutnya tidak dijadikan acuan oleh Antara.

 

“Padahal ini instrumen negara sama halnya dengan RRI dan TVRI di sisi yang lain memiliki keunggulan jaringan dibanding dengan pesaing-pesaing lain, khususnya yang dari swasta. Namun demikian dalam beberapa hal seringkali masih kalah cepat, khususnya di online-nya. Kalau ditanya ke masyarakat media mana yang paling digunakan, barang tentu Antara ini tidak disebut,” ujarnya.

 

Belum lagi munculnya pesaing-pesaing telah berpengaruh terhadap income LKBN Antara sendiri. “Disebutkan tinggal beberapa, 300 kalau tidak salah, media yang masih berlangganan Antara secara resmi. Selebihnya banyak yang tidak resmi. Kita tahulah di lapangan seringkali teman-teman titip sana-titip sini, termasuk dari sumbernya Antara diambil secara tidak resmi,” tambah Awi.

 

Politisi Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) ini memahami bahwa LKBN Antara saat ini memang diberikan kebijakan khusus berupa Public Service Obligation (PSO) oleh Pemerintah. Dengan adanya PSO ini, LKBN Antara dipastikan mendapat subsidi dari Pemerintah. Namun Awi berharap LKBN Antara tetap dapat meningkatkan kreativitas dan inovasinya untuk tetap eksis di Indonesia.

 

“Kita tahu bahwa LKBN Antara mendapat penugasan dari Pemerintah dalam hal ini melalui PSO. 'Penyakit' lembaga yang seringkali mendapatkan pso itu kurangnya inovasi atau kurangnya kreasi. Kami berharap ini terjadi pada LKBN Antara. Inovasi-inovasi dan kreasi-kreasi yang dilakukan lkbn antara kami harapkan terus ditingkatkan supaya bisa menjaga keseimbangan perusahaan,” tukas legislator dapil Jawa Timur XI itu. (er/sf)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...