Jasa Marga Harus Berkonsep Pembangunan Efisien

01-07-2020 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Daeng Muhammad saat Komisi VI DPR RI melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan direksi PT. Jasa Marga dan PT. KAI di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (30/6/2020). Foto : Azka/Man

 

Anggota Komisi VI DPR RI Daeng Muhammad meminta para direksi PT. Jasa Marga memperhatikan betapa pentingnya konsep ekonomis dalam proses pembangunan infrastruktur. Politisi Fraksi PAN ini menekankan bahwa Jasa Marga sebagai perusahaan penyelenggara jalan tol milik negara satu-satunya yang memiliki kontrak ruas jalan tol yang luas, tentu tetap harus memiliki konsep pembangunan efisien.

 

Hal tersebut dinyatakannnya ketika Komisi VI DPR RI melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan direksi PT. Jasa Marga dan PT. KAI di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (30/6/2020). Daeng melihat selama ini jalan tol panjang yang telah dibangun sangat panjang, ujung-ujungnya tidak memiliki nilai guna berkelanjutan, sehingga membahayakan bagi Jasa Marga sendiri.

 

“Jalan tol dibangun panjang setelah itu tidak digunakan. Bahkan kendaraan yang masuk itu hanya 7-10 persen dari target yang dihitung Jasa Marga ketika awal membangun jalan tol. Pas ketika ditanya, saya pernah tanya ada golongan kendaraan 1-5, berapa persen kendaraan golong 4 dan 5? Itu hanya 5-7 persen,” terangnya.

 

Daeng memahami ambisi yang baik dalam hal pembangunan yang dicanangkan Pemerintah, namun dikatakannya jangan sampai kebablasan. “Nantinya ketika ditagih utang, investasi konsesi Jasa marga ini dijual ke swasta. Di-bikin, dibebas-in, atas nama negara, dalih untuk kepentingan negara, setelah itu diswasta-in,” kritik Daeng.

 

Untuk itu ia meminta solusi dari para direksi Jasa Marga yang baru menjabat ini agar tidak melakukan hal yang sama seperti dilakukan direksi sebelumnya. Menurutnya infrastruktur memang satu hal yang penting dalam rangka membangun perekonomian Indonesia, namun harus dilakukan sesuai perkembangan wilayah yang akan dibangun, sehingga dapat meminimalisir utang jangka panjang.

 

“Lakukan (pembangunan) itu sesuai perkembangan wilayah, sehingga betul-betul tidak ada utang jangka panjang. Makin jangka panjang itu makin besar beban ditanggung Jasa Marga. Mudah-mudahan ketika ada penugasan seperti PSO Pemerintah juga dapat memahami, jangan sampai muncul namanya cost of fund yang ditanggung Jasa Marga,” tukas legislator dapil Jawa Barat VII itu. (er/sf)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...