Panja PMHP Komisi III akan Konfrontir Gayus Tambunan dengan Denny Indrayana

25-07-2011 / KOMISI III

Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Panja Pemberantasan Mafia Hukum dan Perpajakan dengan mantan pegawai Ditjen Pajak Gayus Tambunan berhasil membuka beberapa informasi penting. Dalam rapat yang dipimpin ketua Panja Tjatur Sapto Edi, kekecewaan terhadap jalannya proses penyidikan disampaikan Gayus. Ia merasa informasi yang telah disampaikannya kepada penyidik dan Satgas Mafia Hukum ternyata tidak sepenuhnya digunakan untuk mengungkap indikasi keterlibatan mafia perpajakan.

Panja PMHP dalam rapat juga berhasil mendapatkan nama penyidik Mabes Polri yang menjanjikan keringanan kepada Gayus. Mengemuka pula usulan untuk mengkonfrontir pernyataan Gayus dengan sekretaris Satgas Mafia Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana dalam persidangan selanjutnya.

Berikut petikan tanya jawab anggota Panja PMHP dengan Gayus Tambunan dalam persidangan di ruang rapat Komisi III, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/7/2011).

Tjatur Sapto Edi : Gayus, yang janjikan anda keringanan siapa?

Gayus Tambuan : Denny Indrayana Pak. Katanya kami bantu, “Sudah kita bahas, kamu kita jadikan wistleblower dan nanti mudah-mudahan akan kita kawal terus kasusnya,” demikian kata Denny.

Trimedya Panjaitan : Pak Denny Indrayana menjanjikan di Singapura atau dimana? Pak Gayus ini lugu menurut kami dan mau pulang ke jakarta, padahal kalau sudah di Singapura tidak bisa pulang lebih aman. Sebenarnya siapa saja, atau hanya Denny Indrayana yang membujuk saudara pasti tidak ditahan. Kedua tidak disita rumah anda. Ketiga tawaran wistleblower itu.

Gayus Tambunan : Untuk yang ngomong akan jadi wistleblower termasuk nanti akan dicoba untuk perlindungan saksi disampaikan waktu ketemu di kantor Satgas Mafia Hukum pak. Denny juga sempat telpon Ketua LPSK, Pak Samendawai di depan saya, sebelum berangkat ke Singapura. Berjalannya waktu saya masih komit apa yang kita sepakati, tapi seperti yang saya ceritakan tadi kok saya bukannya makin ringan sesuai janji, saya cerita berkas saya dipisah-pisah penyidik bereskrim. Yang harusnya satu sidang, sidang terakhir baru mau sidang besok.

Trimedya Panjaitan : Jangan lompat dulu. Setelah Denny janji di kantor Satgas saudara kan ke Singapura. Sugesti apa yang membuat Pak Gayus ini mau balik. Apakah lebih dasyat dari janji yang diberikan di kantor Satgas itu atau apa yang memperkuat janji Pak Denny Indrayana tadi?.

Gayus Tambunan : Intinya kalo saya mau cerita proses waktu penyidikan Arafat sampai ujung, dan khusus kasus pajak fokus ke grup Bakri mudah-mudahan akan dijadikan wistleblower dan selama proses diringankan nanti vonisnya. Dia akan bantu karena dia mengaku dekat dengan media. Bahasa dia akan melakukan mediacampaign, tapi faktanya berjalan waktu cerita saya malah dijadikan komoditas politik, digoyang-goyang jadi mafia...

Trimedya Panjaitan : Janji itu disampaikan kembali di Singapura?

Gayus Tambunan : Iya Pak sebelum balik, tapi pembicaraannya sudah dimulai pada pertemuan yang 3 kali.

Trimedya Panjaitan : Jadi memperkuat pertemuan sebelumnya tapi fokusnya ke grup Bakri yang di singapura itu.

Syarifuddin Sudding : 12 maret berangkat ke Singapura didahului pertemuan dengan satgas.

Gayus Tambunan : 24 maret Pak.

Syarifuddin Sudding : Itu atas keinginan dari saudara Denny Indrayana?

Gayus Tambunan : Kan ada berita Andi Kosasih telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pemalsuan nah saya disarankan pergi saja dulu kesana, ya jangan langsung kamu sama Andi Kosasih yang ditangkap minimal Hoposan dan lain-lain ditangkap terlebih dahulu nanti saya jemput pulang bareng, itu kata Denny.

Syarifuddin Sudding : Disarankan untuk berangkat ke Singapura oleh siapa?

Gayus Tambunan : Denny Indrayana pak.

Syarifuddin Sudding : Lalu kemudian percakapan itu juga nanti akan dijemput.

Gayus Tambunan : Iya

Syarifuddin Sudding : Nah pada saat di Singapura memang sudah janjian disitu, jadi bukan hanya kebetulan?

Gayus Tambunan : Kalau bertemunya di Lucky Plaza, kebetulan pak. Tapi sebenarnya saya sudah diikuti timnya artinya saya ditemui selagi mau beli makan, disamperin. Menurut saya kebetulan, tapi saya tahu mereka sebenarnya sudah mengikuti saya tinggal ketemu saja. Bertemu dengan Denny dan Otta duluan sebelum sama polisi.

Sarifuddin Sudding : Sudah diikuti memang sebelumnya? Dan ditempat itu ada Denny dan Mas Ahmad Santosa?

Gayus Tambunan : Iya, bukan janjian di Lucky Plaza.

Syarifuddin Sudding : Pada saat itu memang ada pembicaraan bahwa kamu akan dijadi wistleblower oleh saudara Denny?

Gayus Tambunan : Dia bilang akan melakukan mediacampaign bahwa dia akan bilang berulang-ulang bahwa Gayus ini telah membuka, telah membantu sehingga apa yang disebut mafia hukum kan namanya satgas pemberantasan mafia hukum. Tapi kalau saya perhatikan sampai sejauh ini yang diberantas cuman saya saja pak. Tidak ada mafia-mafia diberantas.

(Anggota Panja PMHP dan hadirin tertawa).

Aboe Bakar : Ketua, melalui Ketua ya. Saya pikir kita ini bukan penyidik ya. Kita ini panja tapi memang sulit dipungkiri untuk mendapatkan hal detil seperti ini pertanyaan saya utama tadi pak Gayus, ini yang saya katakan tadi anda cerdas, tapi anda tidak mengakui itu, ternyata dengan keluguan anda ada kecerdasan. Ungkap sajalah Gayus sesungguhnya anda itu siapa yang setel. Setelah kegiatan ke Cina, keluar negeri, balik lagi. Kira-kira yang tergambar dibelakang itu siapa?

Gayus Tambunan : Saya disuruh pergi ke singapura dpulu oleh Denny dan nanti akan dijemput. Saya dijanjikan jadi wistleblower untuk berantas mafia hukum tapi kok yang diberantas kok saya saja.

Aboe Bakar : Ungkap saja siapa yang setel?

Herman Herry : Saya imbau lagi, forum ini mari kita gandeng tangen untuk buka masalah dalam sistem perpajakan. Gayus perlu kita rangkul. Kau buka, kau akan jadi pahlawan bagi bangsa ini.

Dewi Asmara : Tadi Gayus mengatakan Denny untuk dibantu dalam media campaign. Saya tidak tahu karena diminta Pak Denny mengatakan Grup Bakrie. Jadi dijanjikan keringanan kemudian itu dibawa kearah politis. Itu saya ulangi kembali apa benar seperti itu?

Gayus Tambunan : Benar Ibu. Bahwa dari awal sayakan kalau selaku tersangka harapan cuman satu saya sudah ngaku salah dari awal tapi hukumlah saya sesuai porsinya. Yang terjadi sepertinya tidak demikian. Saya ini istilah Bang Buyung (mantan pengacara Gayus – red) hanya sekrup kecil, tapi saya tidak tahu kenapa para pihak yang berkepentingan baik itu penyidik terutama Satgas hanya saya saja dan grup Bakri yang  diangkat-angkat ceritanya, padahal dari awal modus perpajakan termasuk penyelidikan di KPK waktu saya menjadi saksi didampingi bang Hotma (pencara Gayus sekarang-red) banyak sudah yang saya ceritakan, modus-modus pejabatnya, Dirjen Pajak melakukan ini, direktur melakukan ini tapi tidak tahu kenapa saya lagi, saya lagi yang mau diberantas, saya tidak mengerti.

Tjatur Sapto Edi : Dirjen Pajak kenapa?

Gayus Tambuan : Contoh modus perpajakan kayak tadi, Halliburtonsudah saya ceritakan, 4 kali permohonan keberatan perusahaan ini selalu ditolak tapi zaman pak Darmin diterima, itu saya ungkapkan.

(Gayus Tambunan terdiam)

Tjatur Sapto Edi : Kamu jangan ragu-ragu. Bicara seterang-terangnya, jangan ragu-ragu.

Dimyati Natakusumah : Gayus ini sangat penting bagi kita untuk membuka modus-modus aparat pajak. Kita korek dari dia permainan seperti apa dari jajaran atas sampai bawah.

Aditya Mufti : Untuk pertanyaan bahwa ada komitmen dengan penyidik Bareskrim untuk membawa Bambang Heru dan pak Maruli dengan siapa?

Gayus Tambunan : Apakah etis pak saya sebutkan nama penyidiknya?

Aboe bakar : Itu yang kita tunggu.

Gayus Tambunan : Jadi dari awal ini termasuk yang membuat sya trauma dalam penyidikan pak. Saya dijanjikan kalau kamu mau sebut akan dibatasi sebatas apa yang kamu sebut waktu itu dijanjikan sebut atasan kok kamu sendiri yang disidik, atasan kamu siapa? Saya kasih jalan pak. Pak Bambang Heru, sama pak Maruli. Dalam BAP yang dilakukan selalu yang tersangka Maruli, Maruli. Ternyata waktu mau P21 Bambang Heru tidak jadi tersangka. Malah yang tersangka Maruli, saya dan Humala. Di forum ini saya tegaskan pak, Humala dan saya sebenarnya tidak tahu apa-apa dalam penanganan PT. Surya Alam Tunggal, tapi penyidik rupanya hanya untuk bisa mendapatkan siapa tersangka selain saya. Waktu itu Bambang Heru belum diproses. Sampai sidang vonis kami semua dinyatakan bersalah. Saya sungguh kecewa disitu, artinya saya sebagai tersangka di Surya Alam Tunggal itu hanya keberatan 570 juta buat apa saya membuka Surya Alam Tunggal kalau merepotkan saya sendiri. Di BAP sendiri, sementara permintaaan penyidik dari awal adalah atasan saya. Terlebih ternyata Humala, saya ikut sedih, Humala tidak tahu apa-apa, dia hanya ikut di surat tugas, dia tidak mengerti apa-apa. Di pengadilan divonis bersalah, sampai sekarang bandingnya ditolak. Akhirnya hal-hal seperti itu membuat saya, janji-janji seperti tadi yang ditawarkan Pak Nudirman, saya senang saja mendengarnya tapi tidak direalisasikan. Saya komit dari awal untuk membantu, apapun yang bisa saya ketahui. Dan saya masih punya keberanian untuk itu. Tapi bukan janji-janji kosong seperti yang sudah dicontohkan tadi oleh Denny Indrayana dan penyidik Bareskrim. Kira-kira gitu pak.

Aboe Bakar : Tadi penyidiknya siapa itu?

(Gayus terlihat berbisik kepada penasehat hukum yang duduk disampingnya)

Tjatur Sapto Edi : Kalo saudara mau sampaikan terbuka silahkan, atau nanti tertutup.

Gayus Tambunan : Nanti saya sampaikan kesana saja pak, karena ini menyangkut karir orang. Saya tidak enak kalau terlalu terbuka.

Herman Herry : Kita tidak menekan Gayus harus membuka semua ini. Tetapi yang paling penting sya melihat adalah ada itikad Gayus sehati dengan kita untuk mencari jalan keluar. Dalam penegakan hukum ia ini merasa jadi korban mafia penegakan hukum. Dia hanya sekrup kecil, baut besarnya tidak kena itu karena ulah mafia. Kau sama-sama dengan kita Gayus, ayo kita buka sama-sama.

Trimedya Panjaitan : Pimpinan, ada dua hal yang ingin saya sampaikan. Pertama Panja ini tentu ingin mengkaji sedalam-dalamnya pada tamu yang kita undang. Untuk itu kami mengusulkan betul itu menyangkut karir seseorang, seperti yang disampiakan Pak Gayus. Kita ingin mengetahui siapa sebenarnya dalangnya untuk itu kami usulkan untuk menyangkut nama orang kita buat tertutup rapat. yang kedua Pak Gayus banyak menyebut nama Denny Indrayana mungkin pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan apakah saudara siap mengkonfrontir dalam Panja ini dengan Denny Indrayana?.

Gayus Tambunan : Siap pimpinan.

Trimed Panjaitan : Kalau Gayus sudah siap, kita sepakati dulu, kami usul pimpinan, ketok dulu akan ada agenda Panja konfrontir Denny Indrayana dengan Gayus.

Rapat yang berlangsung dari pukul 11.00 wib sampai pukul 15.30 wib berakhir tanpa kesimpulan. Ketua Panja Tjatur Sapto Edi kepada wartawan usai sidang mengatakan usulan menghadirkan Gayus Tambunan dan Denny Indrayana dalam persidangan selanjutnya akan diputuskan dalam rapat internal dalam waktu dekat. (iky)

BERITA TERKAIT
Komisi III Minta Kasus Kematian Rahmat Vaisandri Diusut Tuntas
30-01-2025 / KOMISI III
PARLEMENTARIA, Jakarta – Publik, khususnya warga Sumatera Barat, dikejutkan dengan kematian seorang pemuda berusia 29 tahun, Rahmat Vaisandri. Kasus ini...
Bertemu Dubes Belanda, Komisi III Bahas Hukum di Indonesia
24-01-2025 / KOMISI III
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi III DPR RI akan segera menyusun dan membahas revisi Rancangan UU Hukum Acara Pidana atau RUU...
Legislator: Tekan Permintaan, Kunci Atasi Peredaran Narkoba
23-01-2025 / KOMISI III
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi III DPR RI Rikwanto menegaskan bahwa Indonesia masih berada dalam kondisi darurat narkoba akibat tingginya...
Komisi III Akan Segera Bahas RUU KUHAP, Target Berlaku Sama dengan UU KUHP
22-01-2025 / KOMISI III
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi III DPR RI akan segera menyusun dan membahas revisi Rancangan Kitab UU Hukum Acara Pidana atau...