Peserta Konferensi Parlemen Asia di Solo Tetap Komit Hadir
Kota Solo baru saja diguncang aksi terorisme, namun sampai saat ini seluruh negara yang sudah menyatakan konfirmasi hadir dalam Konferensi Internasional Parlemen Asia – Asian Parliamentary Assembly yang akan berlangsung di Kota Batik ini tanggal 28-29 September, tidak satupun yang membatalkan kedatangannya.
“Kami menegaskan sekalipun di Solo terjadi peristiwa yang kita kutuk bersama yaitu terorisme dan teror bom terhadap umat beragama di satu tempat peribadatan, tapi kami memutuskan untuk tetap menyelengarakan Konferensi Internasional ini di Solo, yang sudah conform hadir sampai saat ini tidak ada pembatalan. Itu artinya rekan-rekan kami dari parlemen Asia berani melawan terorisme,” kata Ketua BKSAP, Hidayat Nurwahid dalam konferensi pers di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (26/9/11).
Sampai saat ini menurut Hidayat sudah 17 negara menyampaikan konfirmasi kehadiran, dan biasanya menjelang pelaksaan acara jumlahnya akan terus bertambah. Bagi politisi PKS ini kehadiran anggota parlemen Asia pasca aksi teror bisa sebagai bentuk koreksi yang perlu disampaikan pada publik.
“Kami parlemen bukan pihak yang bisa didikte oleh teroris, justru kami pihak yang menegaskan kehadiran parlemen sebagai pihak yang salah satu diantaranya mengkoreksi perilaku terorisme itu,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan pengharapan dengan tetap terselenggaranya APA dengan sukses akan menjadi bagian yang membuktikan kepada dunia Internasional bahwa Solo adalah kota yang aman dan damai, bukan kota yang dikalahkan oleh terorisme.
Menjawab pertanyaan wartawan mengenai apakah masalah terorisme juga akan menjadi bahasan dalam konferensi tersebut, Hidayat mengatakan tidak. Ia menjelaskan agenda konferensi sudah ditetapkan dalam General Assembly yang berlangsung di Damascus tahun lalu. “Sebenarnya masalah terorisme sudah pernah dibahas dalam pertemuan sebelumnya, dan DPR pernah menggolkan satu resolusi tentang peran parlemen dalam melawan terorisme dan penjajahan,” imbuhnya.
Namun isu mengenai terorisme masih dapat dibicarakan lebih lanjut dalam konteks operasional. Menurutnya ini sangat mungkin ditindaklanjuti pada pertemuan eksekutif meeting Parlemen Asia bulan November yang akan datang di Damaskus. Disitu akan ditentukan pula tema apa yang akan dibahas bersama pada pertemuan selanjutnya.
Pada bagian lain Hidayat menjelaskan salah satu fokus Konferensi Internasional APA di Solo adalah sistem perlindungan hak pekerja migran terutama di kawasan Asia. Dalam pertemuan ini parlemen dari negara pengirim dan penerima tenaga kerja akan saling bicara. Negara penerima diantaranya, Yordania, Kuwait, Hongkong, Brunei dan Malaysia. Sedangkan negara pengirim pekerja migran, Filipinana, Bangladesh dan Indonesia. (iky) foto:ry/parle