Kalla Meyakini Teror Berkorelasi Dengan Peristiwa Sebelumnya

28-09-2011 / B.K.S.A.P.

 

         Mantan Wapres Jusuf  Kalla meyakini setiap peristiwa teror yang terjadi pasti mempunyai korelasi kuat dengan latar belakang peristiwa lainnya yang juga telah terjadi di masyarakat.

         "Selalu terjadi hubungan antara satu peristiwa," ujarnya kepada pers seusai menjadi pembicara dalam konferensi internasional parlemen negara-negara Asia (APA) di Solo, Rabu.

         Kalla mencontohkan, aksi terorisme pasti mempunyai latar belakang adanya ketidak adilan, kemiskinan atau adanya pemahaman yang keliru atas ajaran-ajaran agama.

         Karenanya, ia menambahkan, semua ancaman terorisme itu harus segera dicari siapa aktor-aktor yang ada dibelakangnya dan apapun alasannya. Semua aksi terorisme itu jelas melanggar hukum dan kemanusiaan.

         Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu juga mengatakan bahwa dirinya sangat memahami bahwa kelompok teroris itu juga menyebarkan sistem maupun ajarannya. "Jadi apakah bom yang meledak sekarang ini apakah ada kesamaan bom, ideologi dan lain sebagainya dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya, itu yang harus diselidiki," katanya.

         Lebih lanjut Kalla mengatakan bahwa pemerintah mempunyai tugas berat menyelesaikan persoalan terorisme itu dan hal itu bisa dilakukan antara lain dengan meluruskan pemahaman masyarakat yang keliru atas ajaran agamanya disamping membenahi berbagai ketidak adilan dan pemberantasan akar kemiskinan di masyarakat.

         "Kalau masyarakat sampai kehilangan kepercayaan pada pemerintah, maka tidak akan ada kerpatuhan sosial," ujarnya.

         Saat ditanya seputar analisa yang mengkait-kaitkan peristiwa bom Solo dengan kerawanan di daerah-daerah lainnya seperti Ambon, Kalla mengatakan bahwa untuk Ambon juga masih menyimpan persoalan lama. Letupan kecil yang terjadi disana bisa menjadi konflik besar dimasyarakat. "Karena itu perlu juga dicari bagaimana korelasinya," ujarnya.

         Demikian pula ketika ditanya tentang adanya konflik antara Badan Intelijen Negara dengan Polri yang dianggap kembali kecolongan dalam peristiwa Bom Solo, secara diplomatis Kalla menuturkan bahwa tidak ada konflik diantara dua institusi itu. Yang ada dan perlu dilakukan adalah tingkatkan koordinasi.

         Pada kesempatan itu, Jusuf Kalla juga menampik adanya spekulasi maraknya kerawanan di masyarakat saat ini punya keterkaitan dengan pengesahan RUU intelijen yang terus tertunda-tunda.

         "Tidak ada hubungannya itu dengan berbagai peristiwa saat ini. Sekarang RUU ini masih terus dibahas di DPR," ujarnya. (Tim) foto:ry/parle

BERITA TERKAIT
Perkokoh Komitmen Dukung Palestina, Mardani Temui Organisasi Kemanusiaan Peduli Palestina
04-02-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI semakin memperkuat dukungan terhadap perjuangan Palestina dengan merangkul berbagai...
Guatemala Tertarik Bergabung dalam Grup Kerja Sama Bilateral Indonesia
03-02-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menyambut baik kedatangan Duta Besar Guatemala untuk Indonesia, Maynor Jacobo...
BKSAP Perkuat Kolaborasi Kemanusiaan untuk Palestina
31-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menggelar pertemuan kedua dengan organisasi masyarakat (ormas) dan lembaga kemanusiaan...
BKSAP Ajak Media Perkuat Diplomasi untuk Perlindungan PMI
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI mengajak media untuk berperan aktif dalam menyebarluaskan berbagai upaya...